Usai Nyalon, Pemilik dan Pelanggan Ini Justru Berantem Hebat
Generasi zaman sekarang memang sedikit banyak sudah banyak tergerus dengan era globalisasi yang negatif. Semakin sering orang menjadi sangat mudah tersulut emosi yang berujung pada perkelahian hebat. Bahkan tidak jarang sampai menimbulkan cidera hingga kehilangan nyawa.
Padahal hal yang diributkan juga bukanlah hal yang penting dan cenderung hanya karena masalah-masalah sepele yang seharusnya tidak perlu untuk diperdebatkan.
Contohnya saja kisah yang satu ini.
Ada-ada saja yang dilakukan oleh seorang perempuan cantik asal Taiwan ini ketika tengah berkunjung di sebuah salon di Thailand untuk mendapatkan treatment dari salon tersebut.
Seorang pembaca berita Taiwan terlibat pertengkaran dengan pemilik salon di negeri Gajah Putih ini.
Bukan hanya karena pelayanan yang buruk, tetapi juga karena perbedaan budaya dan hambatan bahasa mereka. Akhirnya, hal tersebut memicu pertengkaran di antara keduanya.
Wartawan Taiwan Huang “Vivi” Ruowei dan temannya bertengkar di sebuah salon di Siam Square.
Dalam budaya Taiwan, pelanggan dapat menolak membayar jika mereka tidak puas dengan layanan ini.
Namun, pemilik salon Phoenix One yang bernama Jax tidak mau membiarkan pembaca berita ini pergi dengan mudah. Mungkin karena sang pemilik sudah merasa memberikan pelayanan terbaik yang bisa diberika kepada pelanggannya tersebut.
Rekaman pertengkaran tersebut menunjukkan Vivi dan temannya mengeluh.
Di sisi lain pemilik salon itu berteriak kepada mereka dengan suara yang keras dan lantang.
Pembaca berita Taiwan kemudian beralih ke media sosial untuk mengungkapkan ketidakpuasannya.
Dalam unggahannya Dia menyebutkan bahwa dia dikenai biaya 100 Thai Baht.
Jumlah ini lebih banyak daripada yang mereka pesan sebelumnya.
Vivi kemudian mengeluh tentang fasilitas lainnya.
Selain itu Dia juga mengeluhkan rambutnya dicuci dengan air dingin.
Vivi mengklaim bahwa pemilik salon bahkan mengancam untuk menguncinya dan temannya di dalam salon.
Untuk pertahanan salon, Jax menjelaskan bahwa mereka memberi Vivi diskon.
Dia juga telah meminta pelanggan tersebut untuk pergi karena mereka tidak mau membayar, tapi dia menolak melakukannya.
Rekaman video perkelahian itu viral di media sosial.
Para netizen menyebutkan pertengkaran ini karena perbedaan kebiasaan di kedua negara tersebut.
Guru bahasa Tionghoa di Thailand bernama Jer dan Bo menjelaskan ini karena miskomunikasi.
Bahwa perbedaan antara kebiasaan dan miskomunikasi itulah yang memicu konfrontasi, seperti dikutip dari Shanghaiist.
Menolak untuk membayar layanan yang tidak memuaskan di Taiwan bisa diterima.
Namun keduanya menjelaskan bahwa Vivi seharusnya tidak melakukannya di Thailand.
Apalagi mereka sedang berkunjung di negara ini.
Untungnya, kedua belah pihak berhasil menyelesaikan perbedaan mereka.
Keduanya secara terbuka meminta maaf satu sama lain dan kembali ke salon.
Vivi bahkan memberi pemilik salon boneka binatang agar mereka berdamai.
Sementara Jax berjanji untuk memperbaiki layanan salonnya.
Jika kamu merupakan seorang yang mudah sekali terpancing emosi dan marah-marah, cobalah untuk melakukan tips ini agar kamu lebih sabar.
1. Ketika marah jangan mengatakan apa-apa.
Jika kita berbicara dalam rasa marah, kita pasti akan memperburuk situasi dan sangat mungkin menyakiti perasaan orang lain. Jika kita berbicara dalam rasa marah, kita mungkin akan menemukan bahwa orang-orang akan menanggapi dengan rasa marah juga, menciptakan sebuah lingkaran kemarahan. Namun jika kita bisa menjaga untuk tetap diam, maka akan memberikan waktu untuk emosi kemarahan meninggalkan kita.
“Ketika marah, hitunglah sampai sepuluh sebelum anda berbicara. Jika anda sangat marah, hitunglah sampai seratus. ”
– Thomas Jefferson –
2. Acuh terhadap orang-orang yang berusaha membuat kita marah
Sialnya, beberapa orang mungkin memiliki niat jahat dengan mencoba membuat anda marah dan mengambil kesenangan dari anda. Namun jika kita bisa mengacuhkan kata-kata mereka dan tidak merespon dengan cara apapun provokasi mereka, mereka akan kehilangan minat dan tidak mengganggu kita di waktu mendatang.
3. Gunakan alasan untuk menghentikan kemarahan
Ketika kita marah, katakan kepada diri sendiri “kemarahan ini tidak akan membantu saya dengan cara apapun. Kemarahan ini akan membuat situasi lebih buruk.” Bahkan jika sebagian dari kita masih marah, suara batin kita akan membantu kita untuk menjauhkan diri dari emosi kemarahan
4. Bersikap baik pada orang lain
Visualisasi lain yang disarankan oleh seorang guru spiritual adalah melihat agen kemarahan sebagai anak berusia 5 tahun. Jika kamu berpikir tentang orang lain sebagai anak berusia 5 tahun yang tak berdaya, kasih sayang dan pengampunan kamu yang akan muncul. Jika adik kecil kamu tidak sengaja menusuk kamu, kamu tidak akan merasakan kemarahan dan keinginan untuk membalas. Sebaliknya kamu hanya akan merasa dia masih terlalu muda dan perlu tahu hal-hal yang lebih baik. Latihan ini mungkin sangat berguna bagi anggota keluarga dekat yang kadang-kadang menimbulkan rasa marah kamu.
5. Nilai perdamaian jauh lebih tinggi dibanding rasa marah
Jika kita menghargai ketenangan pikiran sebagai harta kita yang paling penting, kita tentu saja tidak akan membiarkan kemarahan tetap ada dalam sistem kita. Seperti Sri Chinmoy pernah katakan :
“Anda mungkin punya hak untuk marah dengan seseorang, tetapi anda tahu bahwa dengan marah kepadanya anda hanya akan kehilangan kedamaian pikiran anda yang berharga ..”
Cobalah untuk lebih sabar, dengan sabar hidup akan terasa lebih aman dan nyaman.
