Turis Indonesia Dipandang Jorok, Kenapa ya Kira-Kira?

Menjaga kebersihan tubuh, makanan, lingkungan, dan kebersihan-kebersihan lainnya merupakan hal yang memang harus dilakukan oleh setiap orang. Hal ini juga merupakan salah satu ajaran agama yang mengatakan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman.

Banyak orang yang terkadang mengindahkan kebersihan, apalagi kebersihan lingkungan. Hal ini terbukti dari banyaknya sampah yang berserakan di beberapa tempat umum. Hal ini tentunya karena ulah para manusia yang kerap kali membuang sampah secara sembarangan, sehingga mengotori tempat-tempat umum. Padahal sudah banyak dipasang peringatan larangan untuk membuang sampah sembarangan.

Padahal, lingkungan yang bersih juga akan membawa tubuh kita kepada kondisi yang sehat dan bugar. Kebiasaan yang baik ini tentunya juga juga harus dipraktikkan di manapun dan kapanpun ketika kita berada. Terlebih lagi jika kita sedang berkunjung ke tempat lain atau ke negara lain, kebiasaan bersih juga harus kita terapkan di sana. Jangan sampai perilaku jorok kita berdampak buruk bagi nama baik dan juga negara asal kita.

Beberapa waktu yang lalu, seorang Warga Negara Indonesia kedapatan berperilaku jorok ketika sedang berada di luar negeri. Sehingga menimbulkan cemoohan dari warga asal negara tersebut. Bahkan warga asli Indonesia dan beberapa pihak juga menyayangkan terjadinya hal tersebut.

Seorang Warga Negara Indonesia bernama Tyas Palar membeberkan perilaku jorok yang dilakukan oleh seorang turis asal Indonesia lainnya tatkala dirinya sedang singgah untuk makan di Bandara Haneda, Tokyo. Curhatan tentang kisah yang dialaminya tersebut kemudian dicurahkan melalui sosial medianya dan dengan sangat cepat menjadi bahan perbincangan publik.

Mulanya ia menceritakan kisah tatkala dirinya beserta sang ibu sedang berencana untuk kembali ke Jakarta melalui Bandara Haneda, Tokyo. Sebelumnya mereka memutuskan untuk makan di sebuah restoran yang berada di lantai atas bandara sembari menunggu jadwal penerbangan pesawat yang akan mereka tumpangi untuk menuju ke Jakarta.

Tidak jauh dari tempat keduanya berada, terlihat segerombol turis yang berasal dari Indonesia juga sedang menyantap makanan di restoran tersebut. Jika diamati secara sekilas, tidak ada yang aneh dari segerombolan turis tersebut. Namun setelah mereka pergi, betapa kotornya meja yang mereka tinggalkan, nampak sampah-sampah berserakan di atas meja ditinggalkan begitu saja.

Tulisan inilah yang disampaikan di dalam foto yang diunggahnya ke dalam sosial media:

“Salah satu rombongan turis Indonesia itu telah pergi, menyisakan meja yang berantakan seperti yang saya foto. Bukannya membuang sampah sendiri ke meja makan dan mengembalikan baki ke restoran awal seperti seharusnya. Mungkin mereka berpikir ini seperti di Indonesia, akan ada pelayan atau petugas yang membersihkan. Padahal tidak ada,” ujarnya.

Padahal di Jepang, adab orang yang makan pada umumnya pelanggan restoran harus membersihkan sisa makanan atau bekas makanannya sendiri, apalagi jika sedang berada di restoran cepat saji. Tidak hanya itu saja, karena pelanggan juga diharuskan mengembalikan peralatan makannya sendiri, seperti baki atau nampan, piring, beserta gelasnya.

Hal yang lebih membuat kesal Tyas dan juga ibunya adalah kenyataan bahwa di dekat meja tersebut terdapat tempat sampah, namun segerombolan turis Indonesia tadi justru melenggang begitu saja meninggalkan tumpukan sampah yang berserakan di atas meja.

“Dan perhatikan deh.. rombongan turis ini bahkan tidak merapikan peralatan makan bekas dan sampah mereka ke atas baki. Teman saya, seorang mahasiswi Indonesia yang belajar di Jepang dan bekerja sambilan sebagai pramusaji, mengeluh: “Yang seperti ini paling merepotkan, bikin lama, karena pelayan harus membereskan dulu ke atas baki.” Calon orang yang duduk berikutnya juga kesulitan untuk sekedar meminggirkan saja baki-baki tersebut, karena kalaupun baki dipinggirkan, tetap ada sampah yang bertebaran di atas meja. Walhasil, meja-meja itu tidak digunakan orang sampai saya dan ibu pergi,” lanjutnya.

Setelah peristiwa sebelumnya berlalu dan teramat membuat jengkel Tyas. Sesaat kemudian dia mendapati dua orang pria paruh baya asal Indonesia juga, yang melakukan hal serupa dengan segerombolan turis sebelumnya.

Begini tulis Tyas lagi:

“Salah seorang laki-laki itu berdiri, melangkah menjauh, meninggalkan serpihan sampah berupa robekan kertas pembungkus sedotan, bon, dan entah apa lagi di atas mejanya,” ujarnya.

Melihat hal tersebut Tyas langsung memanggil pria tersebut dan menunjukan letak tempat sampah agar ia mau membereskan sehingga nyaman untuk orang-orang sekitar.

Namun, jawaban yang didapatkan tak memuaskan.

Sebaliknya, pria itu malah berputar dan tersenyum sinis sambil berkata “Terus kenapa? Nanti juga ada yang beresin!” balasnya ketus.

Tak mau kalah, Tyas menjawab ” nggak ada yang beresin. Lihat itu dari tadi meja-meja itu nggak ada yang beresin!” jawabnya.

Akhirnya pria tersebut kembali ke mejanya dan memunguti sampah dengan wajah tak rela.

“Kenapa ya, banyak orang Indonesia, kelas menengah dan berduit sekalipun yang dalam harapan kita tentunya lebih terdidik dan tahu adat, yang susah tertib? Padahal tertib itu sesungguhnya memudahkan bagi diri kita sendiri dan juga semua orang. Dalam kasus makan di tempat publik ini, orang berikutnya dapat langsung menggunakan meja dalam keadaan bersih. Bayangkan kalau ini terjadi pada kita, sedang kesulitan cari meja untuk makan, eeeeh semua meja kotor dan berantakan!” tulisnya kesal.

Akhirnya Tyas menutup postingannya dengan ajakan untuk tidak melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh turis-turis tadi:

“Yuk, tetap jaga ketertiban dan kebersihan di mana pun kita berada. Yes, termasuk di Indonesia sendiri. Jangan tunggu ke negara lain baru tertib dan taat aturan,” tutupnya.

Beberapa komentar pun membanjiri postingannya, di antaranya:

@Tania Komala Sari: “Tartip Jangankan tertib begitu bunbkus es yg hbs terpakai aja suka di buang lewat jendela mobil… gimna mau memperbaikinya kalau org terdekatnya juga begitu… negara yg lucu… bersyukur org tua saya sll teriak2 masalah sampah yg hanya sebesar kulit permen jd sampai sekarang saya terbiasa membiang sampah ditempatnya… hal yg sepele tp indahhh kalau jadi kebiasaan… ayo para org tuaa didik anak usia dini”

@Falah Nur Rahmah: “Sebenernya orang yang bisa jalan-jalan ke luar negeri, selain punya duit buat beli tiket pesawat yo duitnya juga beliin buat kuota internet lah. Browsing dulu budaya, kebiasaan, peraturan2 tdk tertulis yg mungkin ada di suatu negara. Jadi pas nyampe sana, gak dengan polosnya bilang ‘loh kan di indonesia ada petugas yang bersihin’. Ya kalo memang gatau, jangan ngeyel kalo diberi tau… daripada malu2in negara sendiri di negri orang”

Semoga saja tidak akan ada orang lain lagi yang bersikap seenaknya, apalagi di negara tetangga. Karena ketika kita berkunjung ke suatu daerah atau negara lainnya. Bukan saja nama baik kita yang kita bawa, melainkan juga nama negara tempat kita berasal.

 

Shares

Powered by moviekillers.com