SENYUM.com

Turbulensi Pesawat Rusia, Sejumlah Penumpang Patah Tulang

https://i0.wp.com/fakta.co.id/wp-content/uploads/2017/02/turbulensi-pesawat.jpg?resize=640,320

Turbulensi adalah gerakan udara tidak beraturan atau berputar tidak beraturan akibat perbedaan tekanan atau temperatur. Fenomena ini seringkali dialami dalam dunia penerbangan, dan tentunya sangat mengganggu penerbangan.

Turbulensi banyak jenisnya. Antara lain mechanical turbulence, yaitu karena gesekan angin dengan bangunan, gunung, dan lain-lain. Ada juga yang disebut wake turbulence disebabkan gerakan manuver pesawat. Semakin besar pesawat, semakin besar juga efek wake turbulence-nya. Bahkan, kalau ada pesawat kecil terbang di belakangnya bisa terkena efek.

Ada juga yang disebut convection turbulence yaitu akibat udara panas yang mengalir ke atas sebagai akibat perbedaan temperatur. Inversion turbulence (perubahan arah angin/berbalik) karena perubahan temperatur, frontal turbulence atau perubahan arah angin (horizontal mendadak) karena perbedaan tekanan.

Terakhir adalah clear air turbulence (CAT) yang disebabkan fenomena alam, atau juga dikenal jet stream. CAT umumnya terjadi pada ketinggian sekitar 40.000 kaki di mana terbentuk jet stream yang banyak dimanfaatkan pesawat untuk efisiensi bahan bakar.

Para pilot di seluruh dunia sangat takut dengan yang namanya CAT karena tidak dapat diprediksi dan tidak bisa dideteksi oleh radar cuaca. Oleh karena itu,  para penerbang setelah mendapat ATPL (Airline Transport Pilot Licence) akan mengikuti suatu training untuk mengantisipasi kejadian tersebut. Nama training-nya adalah windshear training.

Turbulensi ini juga baru-baru ini melanda salah satu pesawat Rusia sehingga menyebabkan sebagian penumpang mengalami luka-luka dan patah tulang.

Pesawat Boeing 777 milik maskapai Rusia Aeroflot mengalami guncangan turbulensi parah, ketika sedang mengudara. Akinat kejadian tersebut, sebanyak 30 penumpang pesawat tujuan Bangkok tersebut mengalami luka-luka.

Pesawat Rusia tersebut diketahui memasuki kantong turbulensi di saat cuaca yang kala itu sedang cerah, beberapa saat sebelum mendarat.

Berita tersebut tersebar melalui sebuah video yang tersebar di sosial media. Dalam video tersebut, sangat nampak kondisi pesawat yang dalam kondisi berantakan akibat diguncang turbulensi. Rupanya salah satu penumpang mengunggah video tersebut ke dalam akun sosial media milik pribadinya.

Video yang diunggah oleh akun Instagram milik @krlrgstk menunjukkan beberapa penumpang yang sedang terluka dalam posisi bergelimpangan di lantai lorong kabin. Nampak juga bercak darah yang terdapat di overhead bin (tempat penyimpanan bagasi di  dalam kabin).

Denis Antonyuk, seorang pejabat di kedubes Rusia di Bangkok mengatakan, 24 warga Rusia dan tiga warga Thailand terluka dalam insiden itu.

Kepala departemen konsular kedubes Rusia Vladimir Sosnov kepada kantor berita RIA Novosti beberapa korban bahkan harus menjalani operasi.

Sementara itu Russian Today mengabarkan, penyebab begitu banyaknya penumpang yang terluka disebabkan pesawat tiba-tiba memasuki apa yang disebut clear sky turbulence.

Turbulensi terjadi sekitar 40 menit sebelum pesawat dijadwalkan mendarat. Pihak maskapai menegaskan bahwa penerbangan SU270 dioperasikan oleh pilot berpengalaman yang mengantongi setidaknya 23 ribu jam terbang.

Akibatnya, kru kabin tak sempat memberi peringatan kepada penumpang agar mengenakan sabuk pengaman saat pesawat terlempar ke atas dan ke bawah setinggi 100-200 meter.

Kondisi clear sky turbulence menurut manajemen Aeroflot terjadi setidaknya 750 kali setahun.

Aeroflot penerbangan SU270 rute Moskow-Bangkok tersebut menurut otoritas penerbangan Thailand, mengangkut 318 penumpang dan 14 kru. Turbulensi terjadi saat pesawat berada di atas wilayah Myanmar.

Kemungkinan, korban yang terluka serius tidak menggunakan sabuk pengaman saat turbulensi terjadi. Hal ini memberi pelajaran bagi kita, hendaklah selalu mengenakan dan mengencangkan sabuk pengaman selama di dalam pesawat.

Thailand menjadi tujuan yang sangat populer bagi turis Rusia yang mencari cahaya matahari. Lusinan penerbangan mengantar mereka setiap hari dari seluruh negeri.

Jumlah tersebut turun beberapa tahun yang lalu ketika rubel melemah, namun kembali normal saat nilai mata uang stabil.

Tahun 2016 lalu, lebih dari satu juta orang Rusia mengunjungi Thailand, umumnya mereka berbondong-bondong ke resor di pantai selatan negeri itu. Awal Mei adalah waktu yang sangat populer bagi orang-orang dari Negeri Beruang Merah ke luar negeri.

Mengingat cuaca ekstrem yang kerap terjadi akhir-akhir ini. Sebaiknya pertimbangkan waktu kepergian kamu, agar tidak sampai hal-hal buruk yang dihasilkan karena cuaca ekstrem menimpa perjalanan liburan kamu. Semoga para korban juga mendapatkan pengobatan yang baik dan segera pulih seperti sedia kala.