Memiliki anak yang berkekurangan atau berbeda dengan anak lainnya, tentu terkadang menimbulkan kecemasan tersendiri bagi para orang tua.
Takut anak akan diejek atau dibully oleh anak-anak lainnya adalah suatu ketakutan yang memang kerap kali menghantui para orang tua.
Ini pasti akan terjadi ketika sang orang tua harus melepaskan anaknya yang hendak bersekolah. Tentu rasa cemas, was-was, membuat hati para orang tua tak tenang.
Hal inilah yang juga dirasakan oleh seorang ibu yang baru-baru ini sempat viral lantaran ketakutan perihal anaknya yang akan dibully karena anaknya adalah penyandang tunawicara.
Bagi Miriam Gwynne, ketakutannya berkali-kali lipat dibandingkan ketakutan orang tua pada umumnya.
Karena anak perempuannya, Naomi, adalah penyandang autisme dan tunawicara.
Naomi sudah mengikuti pendidikan pra-sekolah sebelumnya.
Karena Naomi termasuk siswa yang lambat, ia kesulitan berpakaian ataupun sekedar pergi ke toilet.
Gwynne pun khawatir anaknya menjadi sasaran ejekan teman-temannya.
Melalui sebuah unggahan akun sosial media Facebook pribadinya. Gwynne menceritakan segala kekhawatirannya itu.
“Bagimana orang bisa tahu apa yang ia butuhkan kalau ia tidak bisa berbicara?
Bagaimana kalau ia menjadi sasaran bully?,” tulis Gwynne.
Namun ternyata tak hanya Naomi, Gwynne juga punya 1 anak lagi yang berkebutuhan khusus.
Suadara kembar Naomi, bahkan lebih butuh perhatian yang lebih lagi.
Sang kakak memiliki tumor, autisme parah, tingkah laku yang menantang dan juga tunawicara.
Seminggu setelah masuk tahun ajaran baru, guru Naomi tiba-tiba menghubungi Gwynne.
Gwynne pun merasa cemas apa yang sudah dilakukan putrinya padahal baru seminggu masuk sekolah.
Di kelas Naomi, ada 2 siswa yang tidak bisa berbahasa Inggris.
Mereka kesulitan mengikuti dan memahami instruksi kelas.
Naomi pun dipasangkan pada dua siswa Rusia itu agar guru lebih mudah mengontrol mereka.
Namun, tak ada siswa maupun guru lain yang berbahasa Rusia, sehingga komunikasi antar guru-murid makin sulit.
Ketika murid diperintahkan untuk menggambar dan menulis namanya di atas kertas, kebanyakan murid langsung melakuan.
Asisten guru pun kesulitan menjelaskan tugas itu, dan ketika ada siswa lain yang butuh bantuannya, siswa Rusia itu pun jadi sedikit teralihkan.
Namun, Naomi kemudian melakukan sesuatu yang membuat kaget guru dan asisten guru.
“Naomi mendekati masing-masing anak itu, menunjuk namanya, dan menunjuk ke atas kertas mereka.
Ia kemudian mengambil krayon dan mulai menandai sedikit kerts mereka sambil menunjuk apa yang dilakukan siswa lain.
Tak lama, kedua siswa Rusia itu pun melakukan tugas seperti anak-anak lain.”
Naomi tidak bisa berbicara apalagi bahasa Rusia, tapi tinggal dengan saudara kembarnya yang juga tunawicara membuatnya terbiasa berkomunikasi tanpa bahasa lisan.
Asisten guru yang melihat aksi Naomi dari kejauhan pun meneteskan air mata.
Naomi membuktikan bahwa ia tidak butuh kata-kata untuk membantu orang.
Dan hari itu Naomi menjadi inspirasi baru bagi para gurunya.
Wah, siapa sangka ya justru kekhawatiran sang ibu malah justru menunjukkan bahwa Naomi sangat baik-baik saja di sekolah dan malah bisa membantu siswa lainnya juga.
Jika kamu memiliki teman atau rekan yang memiliki kekurangan, alangkah baiknya untuk tidak membully atau mencemooh karen ahal tersebut berbahaya.
Memunculkan permusuhan
Di Indonesia sudah sangat sering kegiatan bully dan seakan sudah menjadi hobi. Menjatuhkan seseorang, meremehkan, melakukan tindakan kekerasan walau hanya menggunakan kata-kata sangat berpengaruh terhadap hubungan sosialmu kelak. Munculnya permusuhan adalah salah satu yang sering sekali terjadi.
Mempengaruhi Semakin Stress nya seseorang
Ketika seseorang dibully oleh orang lain secara terus menerus, akan menyebabkan seseorang tersebut menjadi stress.
Seseorang menjadi Tidak percaya diri
Kita hidup, menjalani hari harus diisi dengan rasa percaya diri, karena tanpa percaya diri, kita tidak akan bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Seseorang yang dibully secara terus menerus membuat dia kehilangan percaya diri, walau memang bully hanya kata-kata, namun secara jangka panjang membuat seseorang tersebut menjadi lebih banyak malu dan tak mau mencoba sesuatu yang bisa meningkatkan semangatnya.
Ketakutan dan trauma berlebihan
Ketakutan dan trauma sudah pasti, dia lebih banyak menyendiri, lebih banyak merasa ketakutan. Hanya melihat dari kejauhan teman-teman lainnya yang seharusnya bisa bermain bersama, bercerita, tertawa, berinteraksi layaknya manusia lainnya.
Nah, jadi jangan sampai kamu memiliki mental jadi pembully ya guys?