SENYUM.com

Sudah Capek Tempuh 1 Jam Perjalanan Antar Makanan, Begini Perlakuan Anak ke Ibunya

Kasih ibu sepanjang masa, tentu hal ini memang benar adanya. Meski tak semua ibu melakukan hal seperti itu, tapi sudah banyak kok ibu-ibu yang membuktikan bahwa kasihnya kepada anaknya sepanjang masa dan tak lekang oleh waktu.

Ibu akan senantiasa menomorsatukan anaknya, mencintai anaknya, dan mengurusi anaknya, serta mempersiapkan segala kebutuhan sang anak.

Salah satunya adalah apa yang dilakukan oleh seorang ibu asal Singapura ini. Ia rela menempuh jarak yang memakan 1 jam perjalanan tanpa kenal lelah setiap harinya hanya untuk pergi ke tempat tinggal anaknya.

Ibu ini rela menaiki bus yang kadang berdesakan dan melelahkan hanya demi bisa menemui anaknya yang tinggal cukup jauh dari dirinya. Usut punya usut sang ibu melakukan hal tersebut demi bisa membawakan makanan untuk anaknya tersebut.

Seorang penghuni apartemen Bedok Reservoir Road HDB melihat wanita 70 tahun tersebut menunggu di salah satu sudut di lantai 7 setiap hari. Ibu tersebut menggedor pintu selama 2 jam lamanya sambil memanggil nama anaknya. Semua itu ia lakukan hanya untuk menemui putrinya dan memberinya makanan.

Menurut penghuni apartemen setempat, ibu itu biasa tiba jam 4 sore dan pergi jam 6. Selama tiga tahun terakhir, ia tak pernah “libur” melakukan tugasnya itu.

Penghuni setempat melaporkan bahwa anak dari ibu itu adalah seorang janda berusia 40 tahun. Ia berkata bahwa sejak suami wanita itu meninggal, emosinya langsung berubah. Ia bisa berdiam di rumah sepanjang hari dan tidak mau keluar rumah.

Itulah mengapa ibunya datang setiap hari untuk mengantarkan makanan.

Pada 24 Februari lalu, sekitar jam 4 sore, ibu tua itupun datang. Ia terus menerus mengetuk pintu tapi tidak ada orang di dalam rumah yang menjawab dan membukakan pintu.

Lelah berteriak dan mengetuk pintu, ibu tua itu pun akhirnya pergi. Ia pun duduk sebentar di lantai bawah untuk beristirahat.

Sekitar jam 6 malam, sang ibu naik lagi ke lantai 7, masih berusaha menemui anaknya. Kali ini, pintu akhirnya terbuka 15 menit kemudian. Seorang wanita pun muncul di balik pintu. Sang ibu pun langsung memberi putrinya makanan yang dibawanya.

Menyedihkannya, sang anak tak mempersilahkan ibunya masuk sama sekali. Meski diperlakukan dingin, sang ibu pun tak merasa risau. Ia sudah cukup senang melihat putrinya makan makanan yang dibawanya.

Satu setengah jam kemudian, ibu itu pun pulang dengan kotak kosong di tangannya.

Ketika ditanyai penghuni apartemen, sang ibu pun berkata, “Sejak suaminya meninggal, ia tidak pernah keluar rumah lagi.

 Jika aku tidak datang, bagaimana mungkin ia mau membuka pintu untuk makan?”
Rupanya, tingkah laku sang putri yang seperti itu memiliki alasan tersendiri, yaitu karena duka yang mendalam terhadap kehilangan atau meninggalnya sang suami beberapa waktu yang lalu.
Jika kamu pernah merasa kehilangan, ada cara-cara untuk kamu bisa mengatasi rasa kehilangan atau duka mendalammu.

Hadapi perasaan dengan baik

Kamu dapat mencoba untuk tidak mengungkapkan kesedihan kamu sekarang tapi kamu tidak bisa menyembunyikan perasaan kamu selamanya. Agar kamu bisa pulih, kamu harus mengakui rasa sakit jika tidak kamu hanya akan memperpanjang proses berduka. Rasa duka yang tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi seperti depresi, kecemasan, penyalahgunaan obat, dan masalah kesehatan.

Beralih ke teman-teman dan anggota keluarga

Tidak ada orang yang akan peduli pada kamu di saat waktu sulit selain keluarga dan teman-teman. Jika kamu biasanya bangga menjadi orang yang kuat, sekarang adalah waktunya untuk bersandar pada orang lain. Hanya kamu yang dapat membantu diri kamu sendiri, jadi beri tahu mereka apa yang kamu butuhkan dan mereka akan menjadi pendukung terbesar kamu, mungkin menyediakan bahu untuk menangis atau membantu mengatur pemakaman.

Temukan rasa nyaman dari keyakinan yang kamu miliki

Sebaiknya kamu melakukan kegiatan spiritual yang berarti bagi kamu, seperti berdoa, bermeditasi, atau pergi ke tempat ibadah, di mana bisa memberikan waktu untuk kamu sendiri. Juga, kamu mungkin merasa bahwa kamu menyayangi orang terkasih kamu melalui doa-doa, hati dan pikiran kamu.

Kehilangan itu pastu, namun kamu juga harus siap menghadapinya dan melewati semuanya dengan penuh ketegaran.