Suami Istri Meninggal Usai Jadi Mualaf dan Tinggalkan 3 Putrinya
Maut memang tidak pernah tahu kapan akan datang dan menimpa siapa. Bahkan, di waktu yang tidak disangka-sangka sekalipun maut bisa datang menghampiri. Seperti yang dialami oleh pasangan suami istri ini, yang secara tiba-tiba meninggal usai keduanya resmi menjadi seorang mualaf.
Manusia memang boleh berencana, merencanakan segala sesuatu secara rinci. Namun, tetap semua hal itu Allah lah yang maha menentukan. Jika, Allah sudah berkehendak lain, tentu manusia tidak akan mampu mengelak dari takdir yang sudah ditetapkan oleh Allah.
Seperti tadir yang sudah digariskan untuk keluarga Agus Eko yang harus siap menghadapi takdir kematian dari Allah dan membuatnya harus meninggalkan ketiga putrinya yang masih kecil dan menyisakan duka mendalam bagi para keluarga yang ditinggalkan.
Pasangan Agus Eko dan Sara Dede Amaliya ini kini harus meninggalkan tiga orang putri yang otomatis menjadi anak yatim piatu hanya dalam waktu sekejap dan tanpa diduga. Semua yang terjadi benar-benar di luar dugaan dan tidak pernah dibayangkan sebelumnya akan menimpa keluarganya tersebut.
Ketiga putri tersebut diketahui bernama Riska (10) Shelly (9), dan yang paling bontot bernama Asti yang masih berusia 1 tahun. Usia yang masih begitu kecil untuk kehilangan sosok ayah dan juga ibunya yang harusnya mendampingi mereka semua hingga dewasa.
Eko adalah pria yang diketahui berasal dari daerah Jombang, Jawa Timur, sedangkan Sara Dede adalah wanita yang berasal dari Kota Bandung, Jawa Barat.
Cerita menyedihkan yang kemudian dengan begitu cepatnya menjadi viral di media sosial itu muncul setelah foto-foto ketiga putri seorang mualaf tersebut diunggah di akun facebook bernama akun @Nur Qudus Usman, Selasa (11/7/2017) beberapa menit lalu.
Nur Qudus adalah Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (Unes), Semarang, Jawa Tengah.
Nur Qudus menuliskan kisah pilu ini melalui akunnya tersebut:
Sekitar 9 Bln yll Masjid Baitussalam Dinar mas kedatangan tamu keluarga mualaf dgn 3 putrinya.
Beliau sempat menjadi muazzin, Allah berkehendak di hari ke 3, setelah azan dan sholat subuh beliau wafat. Idul fitri 1438 H yll ibu dan 3 putrinya silaturahmi ke keluarga di Mlayang Purbalingga.
5 Syawal pukul 16.30 putri ke 2 tercebur ke sungai dan ibundanya berusaha menolong, Alloh berkehendak lain, putri tersayang selamat, namun sayang ibunda hanyut dan ditemukan 30′ kemudian dlm kondisi meninggal dunia.
Beliau meninggalkan 3 putri yg berumur 10, 9 dan 1 tahun. Mohon do’a utk keluarga mualaf ini, Smg bpk dan ibu nya husnul khotimah, putrinya menjadi anak sholehah, aamiin…
Saat ini, ketiganya tinggal bersama saudara orangtuanya di Purbalingga, Jawa Tengah.
Belum ada kejelasan bagaimana nasib ketiga putri pasangan mualaf tersebut.
Sejumlah netizen mengaku sedih dan berdoa agar mereka kelak menjadi anak-anak yang salehah dan kedua orangtuanya meninggal dalam keadaan husnul khotimah.
@Iin Latifah Ya Allah: Semoga jadi anak Soleh.. solekhah…bapak ibu nya Khusnul khatimah…
@Agung Yulianto: Innalillahi wa inna illahi rojiun, ikut trenyuh dan terharu mendengar cerita Pak Nur Qudus Usman, smoga almarhum ortunya husnul khatimah.
@Eli Dwi Astuti: Innalilahi wa inna ilaihi rajiun. Smga anak2ny dberi ketabahan dan kesabaran dan istiqomah dlm islam. Semoga menjadi anak sholehah.. Amiinn.
@Hawa Liberna Part II: Aamin YRA…
Tulisannya tersebut pun mendadak menjadi viral di media sosial. Hal ini mungkin dipicu oleh kisah yang begitu menyentuh hati dan sangat membuat orang terharu, bahkan iba melihat para anak yang ditinggalkan begitu cepat oleh kedua orangtuanya.
Seperti yang dituliskan di dalam unggahan kisah oleh salah satu Dosen Unes tersebut, bahwasanya orangtua dari ketiga putri mereka tersebut tewas lantaran mencoba menolong anaknya yang tercebur ke sungai. Namun, tanpa diduga-duga justru orangtua nya lah yang malah tenggelam dan ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa, sedangkan anaknya justru selamat dari peristiwa tragis tersebut.
Memang peristiwa tersebut sudah ditakdirkan dan digariskan oleh Sang Maha Pencipta, sehingga tidak dapat dihindari oleh siapapun. Kini, anak-anak yang ditinggalkan pun diketahui dirawat oleh kerabat dekat dari orangtuanya. Semoga saja kelak mereka dapat menjadi anak-anak yang membanggakan orangtuanya dan terus mendoakan orangtuanya di alam sana.
