SENYUM.com

Seorang Ayah Rela Pakai Dress Demi Sang Anak ke Sekolah

Ya, menjadi orangtua tunggal memang bukanlah perkara yang mudah bukan? Harus menjalani peran sebagai ibu dan juga ayah bagi anak, tentu hal yang sedikit meribetkan. Terlebih lagi dalam menjelaskan kondisi yang sebenarnya kepada anak. Saat inilah tentu anak harus diberi pengertian dengan tepat, karena pasti banyak anak-anak seusianya yang merasakan orangtua yang lengkap.

Terkadang, sebagai orangtua tunggal harus rela melakukan hal-hal di luar batas kewajaran agar bisa membuat sanga anak senang dan tidak merasa minder karena hanya memiliki satu orangtua saja. Inilah yang dilakukan oleh seorang ayah terhadap anaknya, hanya demi bisa menjadi orangtua tunggal yang sempurna di mata anaknya.

Bagi sebagian atau bahkan seluruh orang di dunia, Hari Ibu adalah moment spesial yang wajib untuk dirayakan. Biasanya juga di sekolah-sekolah akan merayakan hari tersebut dengan cara mengundang serta ibu dari para muridnya. Agar sang anak mampu merayakannya bersama dengan teman-teman lainnya.

Akan tetapi, apa jadinya jika yang dimiliki sang anak hanyalah seorang ayah saja?

Ya, hal inilah yang tengah diusahakan seorang ayah agar membuat kedua anaknya bahagia di perayaan hari ibu. Karena menjadi single parents, ia akhirnya harus mendandani diri layaknya seorang ibu lengkap dengan dress berwarna merah jambu yang ia kenakan.

Terlihat, tanpa rasa malu sedikitpun atau canggung karena berdandan seperti seorang wanita. Ia duduk di kursi bersama dengan sejumlah ibu-ibu lainnya. Hal yang paling penting baginya adalah kebahagiaan sang anak.

Seorang ayah asal Thailand bernama Chatchai Panuthai belakangan viral di media sosial. Pria tersebut terlihat memakai dress dan duduk dikelilingi banyak wanita. Chathai bukanlah seorang transgender. Ternyata ia memang sengaja berdandan seperti wanita agar kedua putranya bisa merayakan Hari Ibu seperti anak-anak lainnya.

Sebuah video menunjukkan Chatchai yang memakai dress renda pink muda duduk dengan banyak ibu-ibu. Seorang anak pun terlihat ‘sungkem’ di depannya sebagai bentuk penghormatan. Setelahnya, sang ayah mencium kepala anak berbusana pink tersebut.

Momen tersebut terjadi di perayaan Hari Ibu di Sekolah Wat Trai Wattanaram, Sai Yok, Thailand. Perayaan tersebut dilakukan pada Hari Ibu beberapa hari lalu yang bertepatan dengan ulang tahun Ratu Sirikit.

Pria 32 tahun itu pun mengaku memang ingin membesarkan hati anak-anaknya yang berusia lima dan tiga tahun agar tidak sedih karena kehilangan ibu. “Aku tidak ingin anak-anakku ketinggalan Hari Ibu dan merasa lebih rendah dari yang lain. Jadi aku pinjam baju ibuku untuk perayaan ini,” katanya.

Video tersebut diunggah diFacebook oleh Kornpat AeSukhom. Diberi judul ‘Ibu Terbaik di 2018’,postingan itu sudah ditonton lebih dari sejuta kali dan dibagikan 23 ribu kali dalam lima jam pertama. Para netizen pun berpendapat jika Chatchai adalah ayah terbaik bagi kedua anaknya.

Bagaimana Caranya menjadi Seorang Single Parents?

Penyesuaian Diri

Baik mereka yang telah dewasa maupun anak-anak harus mampu berbuat lebih baik ketika orangtua tunggal dianggap sebagai pilihan yang layak dan bukan sebagai situasi patologis. Mulailah dengan sikap positif dan fokus pada manfaat dari orangtua tunggal, seperti mengurangi konflik dan ketegangan di rumah. Banyak orangtua tunggal menghargai otonomi baru mereka ddan merasa penuh harapan tentang masa depan.

Bijaksana mensikapi beban tugas

Para orangtua tunggal sering merasa kewalahan oleh tanggung jawab, tugas, dan terlalu emosional untuk membesarkan anak-anak mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengatur waktu dengan bijaksana dan untuk meminta bantuan bila diperlukan. Karena itu, beban tugas harus dibagi jika dimungkinkan dan tak sungkan meminta bantuan orang lain bila memang diperlukan.

Membuat Jadwal Harian

Menciptakan stabilitas dan keamanan di rumah, merupakan satu masalah penting. Ini bisa dilakukan jika kamu membuat jadwal untuk aktivitas sehari-hari, baik untuk kamu maupun anak-anak. Jadwal tak perlu kaku, namun juga tidak teralu fleksibel. Anak-anak perlu belajar bahwa hidup tidak selalu dapat diprediksi.

Jangan Curhat kepada Anak

Usahakan agar kamu tidak curhat pada anak-anak atau memposisikan dia sebagai rekan kamu. Ini adalah kesalahan umum yang dibuat secara tidak sengaja oleh orangtua tunggal. Mereka cenderung untuk curhat kepada anak-anak mereka, dengan harapan mendapatkan dukungan emosional dari anak. Padahal hal ini justru sebaliknya. Tanpa sengaja mereka menyakiti anak-anak. Biarkan anak-anak untuk menjadi anak-anak, dan menemukan orang dewasa lain untuk persahabatan dan dukungan.

Ekspektasi yang Realistis

Fokuslah pada keberhasilan, bukan kegagalan. Dalam hal ini aturlah suatu tujuan-tujuan bersifat realistik yang akan dicapai dengan melibatkan seluruh keluarga untuk bersama-sama mencapai tujuan itu. Harus diputuskan mana diantara tujuan-tujuan yang yang dianggap penting dan harus diprioristaskan. Upayakan pertemuan keluarga secara rutin untuk mendapatkan input dari anak-anak. Belajarlah untuk berkomunikasi secara efektif dan memecahkan masalah keluarga bersama-sama, namun dengan tetap memposisikan diri sebagai bos di rumah.

Nah, semua hal tentu bisa dijalani bukan? Jika kamu niat dan juga berusaha menjadi orangtua yang baik bagi putra dan putri kamu.