Tingkah laku para remaja masa kini memang terkadang sulit untuk dimengerti. Mulai dari, pergaulan bebas, tawuran, rebutan pacar, beserta hal-hal aneh lainnya yang tentu saja tidak bermanfaat untuk dilakukan. Tentu potret seperti ini menjadikan orang tua menjadi geleng-geleng kepala dan dibuat stres.
Beberapa waktu yang lalu, hanya karena satu laki-laki mengakibatkan perkelahian antarsiswa di sebuah sekolah di daerah Sulawesi Utara.
Akibat perkelahian yang dilakukan oleh siswi-siswi tersebut, mereka pun harus dengan terpaksa menerima dikeluarkan dari sekolah.
Manajemen SMP Negeri 5 Manado, Sulawesi Utara akhirnya memberhentikan lima siswinya yang terlibat perkelahian dengan siswi SMP Negeri 3 Manado pada Rabu 13 September 2017. Perkelahian itu sempat terekam dalam video yang tersebar dan viral di media sosial.
Sebelumnya sempat beredar video kekerasan di media sosial yang berisi perkelahian antara dua orang siswi SMP dari dua sekolah berbeda di Manado. Dalam video tersebut terlihat salah seorang siswi yang masih berseragam sekolah saling berhadap-hadapan dengan siswi lainnya.
Keduanya terlihat saling beradu mulut, sementara teman-teman keduanya berusaha memanas-manasi keduanya untuk segera berkelahi. Tiba-tiba datang salah seorang siswi lainnya yang langsung mendorong temannya ke arah lawannya sehingga perkelahianpun tidak terelakkan.
Kejadian itu disaksikan oleh teman-teman keduanya yang menonton aksi perkelahian itu sembari memotret dan merekam peristiwa tersebut dan mengunggahnya ke media sosial pada Rabu, 13 September 2017. Kedua siswi yang berkelahi itu tercatat sebagai siswi SMP Negeri 5 dan SMP Negeri 3 Manado.
“Peristiwa yang terjadi ini memang satu peristiwa yang kita semua pasti tidak inginkan terjadi, tapi kenyataannya sudah terjadi, dengan demikian maka kami dari pihak sekolah tentu berbagai langkah yang kami ambil setelah peristiwa itu terjadi, terutama kami berupaya mendata anak-anak tersebut yang terlibat didalamnya,” kata Hans Labuha, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMP Negeri 5 Manado kepada Okezone, Jumat (15/9/2017).
Dari hasil investigasi yang dilakukan, ada 25 orang yang datang di lokasi perkelahian, baik yang hanya sebagai penonton maupun yang terlibat langsung, dan dari 25 orang siswa itu diklasifikasikan lagi sehingga tingkat sanksinya akan berbeda-beda sesuai tingkat kesalahan atau perbuatan yang dilakukan, dan dari yang ada, ternyata ada lima orang yang butuh penanganan secara khusus dan pembicaraan lebih jauh.
Kelima siswi tersebut, salah seorang sebagai pelaku utama dalam perkelahian, seorang siswi yang mengambil gambar dalam kejadian itu, seorang siswi yang mengunggah ke media sosial dan dua orang siswi lainnya bertindak sebagai provokator sehingga terjadi perkelahian. Dalam rapat yang di lakukan, pihak sekolah memutuskan ke lima siswi tersebut dikembalikan ke orangtua masing-masing untuk pembinaan lebih lanjut lagi.
“Karena kami percaya orangtua mengantar anak, menyekolahkan di lembaga kami ini dipercayakan untuk kami mengajar, mendidik dan membina mereka, tetapi selama proses ternyata ada beberapa hal yang menjadi pengalaman bersama, ada siswa yang benar-benar dapat dibina dengan baik tetapi juga sebagian siswa yang tidak mendengar pembinaan-pembinaan maupun pendidikan yang diberikan kepada anak-anak ini,” lanjut Hans.
Akhirnya pihak sekolah memutuskan ke lima siswa tersebut dikembalikan kepada orangtua supaya orangtua membina lebih jauh di rumah kemudian mencari lembaga pendidikan lain untuk menyekolahkan anak mereka.
“Pihak sekolah siap melayani orangtua, kebutuhan apapun untuk maksud tersebut. Jadi intinya kalau mereka memilih satu lembaga, kami siap untuk memberikan surat pengantar ataupun surat pindah ke lembaga lain,” pungkasnya.
Berbeda dengan pihak SMP Negeri 5 Manado yang memberhentikan siswanya, pihak SMP Negeri 3 sendiri belum memberikan sanksi terhadap 7 orang siswanya yang terlibat.
“Kami sudah membentuk tim yang terdiri dari wali kelas yang lama dan yang baru, wakil-wakil dan BK untuk menyelidiki masalah perkelahian tersebut. Nanti sesudah tim ini selesai merumuskan baru ada keputusannya. Ada 7 orang yang terlibat, kita tunggu saja dan kami akan memanggil orangtua mereka,” ujar Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Manado, Elisabeth Mononutu.
Seharusnya hal tersebut tidak boleh dilakukan, karena permasalahan yang menyebabkan perkelahian tersebut pun bukanlah hal yang pantas untuk dijadikan alasan perkelahian.
Semoga ini terakhir kalinya hal tersebut terjadi dan semoga moral para remaja juga semakin bisa diperbaiki kembali.