Pria Lulusan Kedokteran Sumbangkan 67% Hatinya, Tapi Tolak Disebut Pahlawan

Ya, membantu sesama memang merupakan perbuatan yang mulia bukan? Terlebih lagi membantu menyelamatkan nyawa seseorang. Kata apalagi yang tepat untuk menyebut sosok seperti itu jika bukan “Pahlawan?”

Tetapi, siapa sangka meski sudah membantu menyelamatkan seseorang dengan organ tubuh yang dimilikinya. Namun, pria ini justru menolak untuk dipanggil seorang pahlawan. Ia bahkan tidak mau untuk disebut demikian. Kira-kira siapa ya sosok inspiratif tersebut?

Seorang lulusan kedokteran 25 tahun menyelamatkan nyawa guru SD nya dengan mendonasikan 67 persen hatinya.

Aksi itu mendapat banyak pujian dan ia disebut-sebut sebagai pahlawan.

Jerome Chin dengan berani menawarkan diri untuk memberikan hatinya pada guru SD nya dulu, yang bernama Leong Fong Peng.

Dulunya, Leong Fong Peng dikenal sebagai guru yang tegas dalam mendisiplinkan Jerome Chin di SD Kong Min, Kuantan, Malaysia, 2003 lalu.

“Beliau membawa rotan kemana-mana dan sering mendisiplinkan saya,” ungkap Jerome pada media, sambil bercanda bahwa dirinya dulu sempat membencinya.

“Saya kesal pada guru-guru yang memukuli saya, tapi saat saya lulus, saya mulai menghargai mereka yang perhatian pada saya.”

Awalnya, Jerome mengetahui kondisi parah mantan gurunya itu sejak Juli lalu dari putrinya, Krystal Teh.

Krystal merupakan teman sekolah Jerome saat SD dulu.

8 relawan mencoba memeriksa apakah hati mereka cocok untuk didonorkan pada Leong.

Namun tak ada yang cocok.

Saat itulah Jerome mengajukan diri dan ternyata hatinya cocok untuk didonorkan.

Jerome berkata bahwa awalnya sang ayah tidak menyetujui keputusan Jerome karena merasa takut dan khawatir.

Namun, Jerome bisa menjelaskan pada sang ayah dan menenangkan hatinya.

Sebagai lulusan fakultas kedokteran, Jerome paham betul apa yang dilakukannya dan berkata pada ayahnya bahwa ia akan baik-baik saja.

Operasi transplantasi hati kemudian dilaksanakan pada 6 September lalu di National University Hospital, Singapura.

Setelah operasi selesai, Jerome sempat mengalami sakit kuning, tapi kini ia sedang masuk masa pemulihan.

Jerome hanya perlu menunggu 3 bulan agar hatinya kembai tumbuh ke ukuran normal.

Meski Jerome mendonasikan 67% hatinya untuk sang guru, ia masih berpikir bahwa yang dilakukannya itu hanyalah aksi biasa, bukan pahlawan.

“Saya hanyalah orang yang tepat di waktu yang tepat, saya hanya melakukan apa yang saya bisa,” ungkap Jerome pada media.

Sementara itu, kondisi Leong cukup stabil setelah operasi, meski sempat dilarikan ke ICU karena muntah darah.

Kini, biaya rumah sakit Leong hampir mencapai 300,000 dollar Singapura (Rp3,2 M).

Nirvana Foundation dikabarkan mengumpulkan 100,000 ringgit Malaysian (Rp 360 juta).

Namun tagihan tersebut bisa saja membengkak karena adanya komplikasi.

Keluarga Leong pun kini menggalang dana untuk membayar biaya rumah sakit.

Sejumlah kisah transplantasi organ memang sudah banyak dialami oleh sejumlah orang berikut ini.

Isabelle Dinoire (45 Tahun), berubah jadi tumbuh rambut di dagu setelah transplantasi wajah

Tujuh tahun lalu, Isabelle Dinoire menjadi orang pertama di dunia yang memiliki transplantasi wajah parsial. Ibu dua anak berusia 45 tahun itu mengatakan, operasi itu membuatnya bisa merasakan si pendonor hadir saat melihat dirinya di depan cermin.

“Saya orang yang sama, hanya wajah yang berbeda,” jelas Isabelle.

“Ketika saya melihat ke cermin, saya melihat perpaduan kami berdua. Donor itu selalu ada bersama saya,” ujarnya.

Namun, wanita dari dari Valenciennes di utara Prancis mengaku kesulitan menemukan dirinya seperti sebelum mengalami kecelakaan. Isabelle harus dioperasi setelah dimutilasi oleh anjing peliharaannya Labrador.

Anjing itu menganiayanya karena mencoba membangunkannya saat tidur di bawah pengaruh obat tidur dosis tinggi.

Meskipun Isabelle menegaskan bahwa kepribadiannya tidak berubah sejak transplantasi, namun ada yang berbeda dalam penampilannya.

Isabelle telah melihat beberapa perubahan ‘warisan’ fisik dari pendonornya, termasuk rambut baru yang tumbuh dari dagunya.

Sharron Coghlan (45 Tahun), selera dan hobinya berubah setelah donor ginjal

Ibu tiga anak Sharron Coghlan, dari Luton, menjalani transplantasi ginjal pada tahun lalu. Sejak itu, seleranya dalam makanan, buku, dan film telah berubah secara radikal.

“Saya menemukan saya membutuhkan transplantasi ginjal pada 2010”.

“Tidak seperti banyak pasien, saya hanya menunggu enam minggu sebelum panggilan datang. Saya diberi ginjal dari seorang pria 22 tahun yang telah meninggal dalam kecelakaan. Saya merasa diberkati”.

“Ketika pulih, saya menyadari saya akan mewarisi beberapa yang disukai pendonor dan tidak disukai. Saya menyukai film wanita dan buku, saya tiba-tiba tidak bisa dengannya. Sebaliknya, saya mulai membaca buku-buku biografi dan sejarah perang. Saya tampak lebih jantan”.

“Sebelum operasi saya menyukai seafood. Sekarang pikiran itu membuat saya sakit. Sebaliknya, saya mendambakan roti mustard, cokelat dan keju”. 

Shaun Bird (52 tahun), berubah jadi senang masak setelah transplantasi jantung

Shaun Bird, pria dari York, melakukan transplantasi jantung pada Agustus tahun lalu. Sejak itu ia jadi senang memasak.

“Beberapa bulan yang lalu Anda tidak akan pernah melihat saya di dapur, apalagi memasak makan keluarga”.

“Saya membenci memasak”. “Selama tiga tahun, saya menjadi orang yang sangat sakit. Saya didiagnosa mengalami small vessel syndrome, sebuah kondisi yang menghambat pembuluh jantung dan menunggu transplantasi jantung.

“Tapi Agustus lalu doa-doa saya terjawab ketika saya mendapat panggilan untuk memberitahu saya bahwa mereka telah menemukan jantung”.

“Sejak saat itu hidup saya berbalik. Aku sudah keluar dari rumah sakit dalam dua minggu dan saya menjadi orang yang baru – saya senang, sehat, dan untuk beberapa alasan telah menemukan bakat baru untuk memasak”.

“Saya dulu benci memasak. Berkat donor organ, saya tidak hanya sehat tapi aku sudah belajar untuk memasak. Mereka telah memberi saya hidup saya kembali”.

Nah, itulah sejumlah kisah para penerima donor organ yang merasakan bahwa ada perubahan di dalam tubuhnya usai menerima donor tersebut. Namun, mulialah hati orang yang dengan ikhlas membantu menyelamatkan nyawa seseorang dengan transplantasi organ.

 

Shares

Powered by moviekillers.com