Wah masih ada saja ya orang-orang baik dan berhati mulia di luar sana. Nyatanya masih ada saja yang bersikap jujur dan mengembalikan barang yang bukan miliknya ke pemilik aslinya. Tentu orang ini sungguh-sungguh memiliki hati yang mulia bukan?
Berkat hati mulianya, pihak Wakil Presiden Deputi PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 5 Purwokerto. Wisnu Pramudyo memberikan penghargaan kepada Supriyanto, seorang porter, dan 2 petugas keamanan, Andre Arifin dan Imam Turino pada Rabu (7/6/2017).
Ketiga karyawan tersebut mendapatkan apresiasi yang begitu besar dari PT KAI, karena dedikasinya mengembalikan tas berisi uang ratusan juta rupiah milik salah satu penumpang Kereta 5 Argowilis tujuan Bandung pada pada bulan Mei silam.
Sebagai bentuk apresiasi dari pihak PT KAI, petugas tersebut mendapatkan penghargaan berupa uang dan juga piagam. Wah tentu hal ini merupakan apresiasi yang besar untuk mereka ya?
Menurut Wakil PT KAI, pihaknya sangat menghargai dan juga mengapresiasi tindakan Supriyanto bersama kedua petugas yang turut membantu mengembalikan tas tersebut, yang ternyata isinya sungguh luar biasa banyak. Hal ini tentunya membuktikan dedikasi mereka dalam menjalankan pekerjaan dan melayani para penumpang kereta api.
Pihaknya juga memuji kegigihan mereka karena tidak tergiur untuk ingin mengambil dan memiliki uang yang ada di dalam tas tersebut, yang kala itu diketahui tanpa sengaja tertinggal di sebuha cafe stasiun.
Penemuan tas berisi uang ratusan juta rupiah ini, pertama kali ditemukan oleh porter Stasiun Kroya bernama Supriyanto dan sempat menjadi viral di media sosial.
Berkat kejujurannya tersebut, tas beserta isinya kembali pada pemilik asli yang diketahui bernama Liem Yenoes Budiyanto, tanpa kurang satu sen pun.
Sang pemilik tas bermaksud menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Supriyanto, Liem Yenoes Budiyanto yang merupakan pengusaha sukses itu, memberikan tanda mata berupa uang sebesar Rp 2.000.000. Namun karena ketulusan niat Supriyanto, uang tersebut ditolak secara halus oleh semua petugas.
Kronologinya bermula dari, Supriyanto yang kala itu sedang usai menaikkan barang bawaan penumpang kereta api Agro Wilis jurusan Bandung, di Stasiun Kroya Cilacap, Jawa Tengah.
Ia bersama puluhan porter lain biasa menawarkan jasa angkut barang kepada penumpang kereta di stasiun.
Seluruh barang telah naik. Semua penumpang sudah mengambil tempat duduk. Kereta api pun berangkat.
Supriyanto pun mencari tempat rehat di bangku kafe stasiun, sambil menunggu kereta berikutnya datang. Tak diduga, di dekatnya duduk, ada sebuah tas bewarna putih tergeletak di bangku kafe. Pengunjung kafe di bangku itu telah pergi. Hanya ada bekas minuman kopi di meja.
Supriyanto terdiam sesaat dan terus memandang tas itu. Ia tidak tergoda untuk menyembunyikan tas tersebut, meski kesempatan itu ada dan dia sebenarnya sedang butuh uang.
Supriyanto segera menanyakan kepada pengelola kafe, siapa pemilik tas itu. Namun pengelola kafe juga juga tidak mengetahui pemiliknya.Namun pihak cafe mengatakan, penghuni bangku itu sebelumnya adalah dua orang, pria dan wanita.
Dia pun mengamankan barang itu agar dapat kembali ke pemiliknya. Ia tak berani membuka tas itu untuk sekadar mengetahui isinya.
Ia melaporkannya ke aparat keamanan dan Kepala Stasiun Besar Kroya terkait temuannya. Otoritas stasiun lantas memeriksa isi tas tersebut.
Setelah diperiksa, petugas terkejut melihat isinya. Isi tas adalah barang berharga berupa paspor, buku rekening, uang 25.000 dollar Singapura, atau setara sekitar Rp 240 juta, serta uang rupiah tunai senilai Rp 14,7 juta.
Ia memasrahkan barang itu kepada otoritas stasiun tanpa berharap dapat bertemu dengan pemiliknya. Sungguh mulia bukan?
Usai menyerahkan barang itu ke petugas stasiun, Supriyanto kembali bekerja normal, menunggu penumpang kereta yang bersedia memakai tenaganya. Supriyanto juga tak menunggu sampai pemilik barang itu kembali ke stasiun dan menghampirinya.
Inilah yang disebut menolong tanpa meminta imbalan apapun. Semoga saja masih akan banyak Supriyanto, Supriyanto lain yang dengan kejujuran, serta keihlasannya membantu dan menolong tanpa memiliki niat jelek sedikitpun. Dengan begitu, akan banyak yang merasa terbantu ketika suatu saat mengalami hal yang serupa.