Kesedihan ketika kehilangan orang yang kita cintai memang terkadang membuat kita dapat merasa sedih berlarut-larut. Ketidakpercayaan bahwa orang yang kita cintai dan sayangi sudah tidak dapat kita lihat lagi, tentu terkadang bisa sampai membuat stress.
Mungkin, inilah yang juga dirasakan oleh seorang ibu yang ternyata kehilangan anaknya untuk selama-lamanya ini.
Sebuah kecelakaan hebat yang dialami oleh sebuah keluarga asal Tiongkok ini tentu merubah kehidupan mereka dengan tanpa diduga-duga.
Seorang anak terenggut nyawanya dalam insiden kecelakaan tersebut dan seorang ibu harus kehilangan ingatannya dan menjadi penyandang disabilitas karena kecelakaan hebat tersebut.
Selama bertahun-tahun lamanya, sang ibu begitu sedih karena anaknya tak pernah datang lagi untuk menemui dirinya.
Sang ibu selalu tidak percaya ketika dibeberkan mengenai fakta bahwa anaknya telah meninggal dunia. Tapi, ia terus menyangkal dan mengatakan bahwa anaknya hanya tinggal di tempat yang jauh dan bukannya meninggal dunia seperti apa yang dikatakan oleh orang-orang.
Sepanjang hari, ia terus bersedih dan merindukan anaknya yang hilang tersebut. Hingga suatu waktu, hal yang tak terduga pun terjadi dalam hidupnya.
Tak disangka seorang polisi baik hati rela membohongi ibu tersebut dengan berpura-pura untuk menjadi anak dari sang ibu tersebut.
Kronologi Kejadian
Tahun 2003 lalu Liang Qiaoying dan anak laki-lakinya Liang Yu terkena gas beracun dalam sebuah insiden di Provinsi Shanxi, Tiongkok Utara.
Wanita mantan guru sekolah itu berhasil selamat namun tubuhnya lumpuh dan mengalami cacat mental.
Sementara itu, Liang Yu tidak berhasil selamat dan dinyatakan meninggal.
Pikiran Qiaoying seakan tidak terima kematian Yu dan terus menerus menyangkal bahwa anaknya telah tiada.
Maka setiap harinya, Qiaoying bertanya pada suaminya Xia Zhanhai mengapa anak mereka tidak pulang.
Sang suami pun menjelaskan dengan alasan yang bermacam-macam.
Namun suatu hari pada tahun 2010, saat melihat berita di TV, Zhanhai melihat seorang polisi yang sangat mirip dengan mendiang anaknya.
Zhanhai tak tahu siapa nama polisi itu, tapi berhasil menemukan dimana ia bertugas.
Polisi itu bertugas di Pudong, sejauh 1500 km dari rumah mereka.
Meski jauh, Zhanhai mencoba mencari polisi itu tapi gagal.
Pudong adalah tempat yang luas, ditambah lagi Zhanhai tidak tahu nama polisi tersebut.
Pada tahun 2013, pencarian Zhanhai pada sang polisi mendapat perhatian salah satu program televisi.
Tahu bahwa permasalahan mereka akan memberikan rating yang bagus, TV itu lalu mau membantu Zhanhai mencari sang polisi.
Program TV berhasil berkoordinasi dengan kepolisian Shanghai dan akhirnya identitas sang polisi diketahui.
Polisi itu bernama Jiang Jingwei.
Awalnya Jingwei tak yakin ketika diminta berpura-pura menjadi anak orang lain karena ia tidak mau menyakiti perasaan ibunya sendiri.
Tapi akhrinya Jingwei berpikir tidak apa hanya berpura-pura menjadi anak orang lain tanpa melukai perasaan ibunya sendiri.
Setelah ibu Jingwei memahami situasinya, Jingwei setuju untuk bertemu dengan Zhanhai dan Qiaoying di acara TV tersebut.
Jingwei merasa terenyuh saat melihat pasangan suami istri itu untuk pertama kalinya, apalagi saat “ibu” nya menangis melihatnya pertama kali.
Program TV mengarang cerita bahwa “anaknya” sedang menjalankan misi negara selama bertahun-tahun, karena itulah ia tidak bisa pulang.
Hal itu menjelaskan mengapa aksen si anak jadi berbeda dan mengapa ia lupa bahasa aslinya.
Tapi hal itu tak masalah bagi Qiaoying, karena yang terpenting adalah ia bahagia bisa bertemu dengan anak laki-lakinya lagi.
“Malam setelah show itu, Qiaoying tidur seperti bayi selama lebih dari 8 jam.
Sementara itu, sang polisi yang tersentuh memutuskan untuk terus berpura-pura menjadi anak pasangan suami istri itu.