Pernikahan lintas negara memang akhir-akhir ini menjadi topik perbincangan yang seringkali diperbincangkan. Tak hanya itu, banyak juga pasangan Indonesia-bule yang kemudian memutuskan untuk menikah dan hampir semua kisahnya mendadak viral di jagat dunia maya. Mungkin, agaknya pernikahan lintas negara ini memang membuat banyak orang penasaran sehingga langsung dengan cepatnya menjadi viral dimana-mana.
Baru-baru ini, pernikahan seorang bule asal Norwegia dan Dara Baro (pegantin wanita) asal Aceh mendadak viral di dunia maya. Pernikahan keduanya begitu ramai diperbincangkan dan membuat geger. Hal ini bermula dari kemunculan sejumlah foto pernikahan keduanya.
Usai ramai diperbincangkan, kini semua pertanyaan publik pun dijawab melalui ayah kandung Dara Baro (pengantin wanita) asal Aceh ini.
Syarifuddin Ahmad merupakan warga asal Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara. Sementara itu, istrinya diketahui bernama Mulinar Muhammad Amin. Warga Desa Mancang, Kecamatan Samudera, Aceh Utara.
Keduanya berstatus sebagai perantau di Norwegia sudah selama 20 tahun lamanya.
Sang ayah, Syarifuddin Ahmad menyatakan bahwa gadis yang dinikahi oleh bule asal Norwegia tersebut benar merupakan putri pertamanya yang bernama Syahira Muliatul Syarifuddin.
Diketahui, gadis tersebut kini sedang menempuh pendidikan di Norwegia. Sementara itu, linto baro (pengantin pria) yang diketahui bernama Jarrand Haris Prestvik Vandvik yang tak lain merupakan putra pertama dari pasangan Knut Prestvik dan Gerd Inger Bakke, warga Norwegia.
Rupanya, Jarrand juga merupakan salah seorang mahasiswa di Norwegia.
Keduanya (Jarrand Haris dan Syahira Muliatul) melangsungkan pesta pernikahan (walimah) secara adat Aceh di kawasan Desa Mancang Kecamatan Samudera, Aceh Utara, Minggu (22/7/2018).
“Prosesi lamar dan pernikahan berlangsung di Norwegia. Jarand melamar anak saya dengan mahar 30 mayam emas plus uang Rp 30 juta. Proses pernikahan berlangsung secara Islam. Karena Jarrand sudah memeluk agama Islam,” ujar Syarifuddin ayah kandung Syahira.
Disebutkan, dirinya bersama keluarga dari linto baro (Jarand) sudah sebulan berada di Kecamatan Samudera, Aceh Utara untuk persiapan perkawinan.
“Jadi kami adakan pesta perkawinan di Aceh, supaya semua saudara dan teman-teman saya dan istri saya dapat hadir untuk bersilaturahmi, karena kami sudah 20 tahun di Norwegia,” ujar ayah tiga anak tersebut.
Kalau dilangsungkan di Norwegia, kemungkinan banyak anggota keluarga yang tidak bisa hadir karena jauh.
Ketika ide melaksanakan pesta di Aceh disampaikan kepada pihak keluarga Jarand, mereka menyambut baik.
“Bahkan mereka menangis saat prosesi tersebut karena terharu dengan ramainya undangan yang hadir,” ujarnya.
Sebab biasanya, kalau di Norwegia, jumlah undangan yang hadir terbatas dan anak-anak tidak ikut memeriahkan prosesi, seperti halnya di Aceh.
“Meskipun anak-anak kami lahir di Norwegia, tapi mereka sangat fasih bahasa Aceh, kemudian bahasa Norwegia dan Bahasa Inggris, sehingga tak ada kendala berkomunikasi dengan keluarga di Aceh ketika pesta,” kata Syarifuddin.
Penjelasan Syarifuddin ini sekaligus menjawab berbagai dugaan dan spekulasi terkait beredarnya foto pernikahan bule Norwegia dan gadis Aceh di media sosial.
Syarifuddin sendiri memosting 10 foto yang memperlihatkan pernikahan putrinya dengan pemuda Norwegia di akun Instagram miliknya, @syarifuddin3s.
Ia menandai tempat postingan di Stavanger, Norwegia, 30 April 2018.
Sebelum Nikahi Bule, Siapkan Mental Dulu
Banyak masyarakat yang menganggap kalau pernikahan lintas negara berujung pada pemikiran yang negatif dan terkadang itu bisa membuatmu sakit hati ketika mendengarkannya. Apa saja sih pikiran-pikiran negatif itu?
- Untuk merubah Keturunan
Seperti ungkapan di atas, perempuan lokal menikah dengan pria bule sering dianggap sebagai jalan mulus untuk merubah keturunan. Banyak “bibit-bibit” unggul terlahir dari pasangan mix lokal dan bule. Kamu pun kena imbasnya. Meski kamu menikah dengan pasangan bule kamu dikarenakan sama-sama cinta, namun image jelek menikah karena ingin merubah keturunan terus saja melekat. Jika memang anak-anak kamu terlahir dengan wajah yang cantik dan ganteng tentu itu sebuah karunia yang Tuhan berikan. Jadi, abaikan tudingan-tudingan miring itu.
2. Banyak Duit
Setiap bertemu dengan teman-teman lama, mereka langsung menodong kamu untuk mentraktir mereka makan dengan alasan karena pria bule pasti banyak duit. Padahal, kamu dan pasangan hidup cukup sederhana. Namun teman-teman kamu tidak pernah percaya kalau pasangan kamu tidak tajir. Karena yang ada dibenak mereka, pria bule pasti memiliki penghasilan yang banyak. Jika kamu bertemu kembali dengan teman-teman lama kamu, ada baiknya kamu langsung berterus terang kalau acara pertemuan tidak ada adegan “menondong” kamu karena kamu punya suami bule.
3. Dikira Baby Sitter
Ketika kamu dan pasangan sedang berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan bersama buah hati kamu. Banyak mata memandang ke arah kamu dan menganggap kalau kamu adalah baby sitter yang sedang mengasuh anak si pria bule tersebut. Meski kamu sudah menunjukkan signal kalau kamu adalah istri dari pria bule tersebut. Namun, tudingan “baby sitter” terus menghantui hidup kamu sepanjang waktu.
4. Underestimate
Bagaimana perasaan kamu ketika hendak makan malam berdua di hotel berbintang, tiba-tiba kamu dicegat security hotel dan dilarang masuk karena dicurigai bukan pasangan resmi pria bule tersebut? Tentu dongkol dan marah bukan? Perlakuan underestimate kerap dialami perempuan-perempuan lokal yang menikah dengan pria bule, karena dianggap bukan istri sah pria bule tersebut. Untuk menangkal underestimate tersebut, kamu cukup menyikapinya dengan wise dan behave lalu berkata, “I am his wife…”
Jadi, intinya sikapi saja semua tudingan mirip tentang kamu dan suami dan buat orang percaya bahwa kamu dan pasangan baik-baik saja.