Penakut Usai Disebut Hitam, Dua Anak Ini Tak Mau Pakai Baju Pink

Anak-anak memang jauh lebih mudah terserang trauma yang ditimbulkan dari efek lingkungan.

Apalagi ketika sudah masuk ke ranha bullying, bisa saja anak akan mengalami trauma hingga mengalami ketakutan tersendiri akan sesuatu hal.

Seperti kedua anak cantik yang satu ini. Sang ibu mengunggah curhatannya ke sosial media, atas masalah yang tengah dihadapi oleh kedua putrinya ini.

Curhatan ibu ini soal perbedaan warna kulit kedua anaknya jadi viral di media sosial.

Setiap orang memiliki ciri fisik yang berbeda-beda.

Tapi, terlepas seberapa besar perbedaan penampilaan seseorang, kita semua sama.

Indonesia juga memang terkenal dengan semua perbedaannya, baik ras, budaya, adat-istiadat, bahkan kulit juga beragam.

Sayangnya, masih ada beberapa orang yang sering membedakan orang dari penampilan luarnya saja.

Kejadian serupa juga dialami oleh keluarga wanita bernama Nurulbaidah Lai atau Nurul.

Belum lama ini, Nurul mengunggah curhatan soal kekecewaannya pada orang-orang di sekitarnya.

Nurul mengaku mereka memberikan komentar tentang warna kulit 2 putrinya yang berbeda.

Nurul memiliki 2 anak perempuan, sang kakak bernama Balqis dan adiknya bernama Alliss.

Ibu asal Malaysia ini sebenarnya tidak pernah mempermasalahkan warna kulit anaknya yang berbeda.

Namun, ketika ia keluar rumah dengan kedua putrinya, mereka selalu menerima pertanyaan tentang warna kulit mereka yang berbeda.

Wanita ini menceritakan satu kejadian yang sempat membuatnya kesal.

Saat itu ia, Balqis dan Alliss sedang berada di pasar.

Mereka tak sengaja bertemu dengan seseorang yang mereka kenal.

Di tengah obrolan, tiba-tiba orang tersebut mengomentari penampilan anaknnya.

“Yang besar kulitnya putih seperti ibunya, tapi yang kecil lebih gelap, mungkin dia menuruni ayahnya,” ucap wanita tersebut.

Nurul sebenarnya tak masalah jika orang menyamakan penampilan anak mereka dengan orang tuanya.

Tapi, ia kesal karena wanita tersebut menyebut kulit sebagai satu alasannya.

Nurul tahu maksud wanita tersebut baik, tapi komentar tersebut justu mempengaruhi kedua anaknya.

Tak lama setelah kejadian itu, Nurul meminta Allissa untuk memakai baju bertema ‘Frozen’ berwarna pink.

Tapi, Alliss terus menolaknya.

Tak disangka, Alliss punya alasan sendiri.

Bocah 4 tahun itu mengatakan bahwa ia ingin kulitnya cerah dulu sebelum memakai baju warna pink tersebut.

Menurut Alliss, baju pink hanya bisa digunakan oleh seseorang yang punya kulit seputih kakaknya.

Tak sampai di situ saja, Alliss juga sempat mengajukan pertanyaan yang membuat Nurul kaget.

“Kenapa Alliss hitam sedangkan ibu dan kakak putih?” tanyanya.

Melalui unggahannya tersebut, Nurul menyampaikan kekhawatirannya.

Alliss masih berusia 4 tahun tapi sudah memiliki masalah kepercayaan diri.

Nurul mengaku tak paham dengan perbandingan kulit gelap dan cerah.

Serta mengenai kesukaan publik terhadap orang kulit cerah daripada yang berkulit gelap.

Curhatan Nurul ini viral dan sudah dibagikan hingga 1900 kali.

Tapi, sayangnya beberapa netizen justru memberikan cacian padanya.

Nurul yang membagikan masalah anaknya ini justru dianggap sedang mencari perhatian.

Namun, Nurul pun coba menjelaskan bahwa bukan itu tujuannya.

Ia mengatakan bahwa membandingkan warna kulit adalah masalah yang masih ada di negaranya.

Nurul juga mengaku sama sekali tak punya niat untuk memviralkan anaknya.

Beberapa netizen juga menganggap warna kulit anaknya tak jauh beda.

Namun, pada kenyataaanya kedua anaknya berbeda dalam segalanya dan yang paling terlihat adalah warna kulitnya.

“Itulah yang aku maksud, tolong berhenti membandingkan dan menerima anak-anakmu atau anak temanmu apa adanya. Setiap orang itu cantik.”

Nurul merasa sedih karena sebagai ibu ia harus melihat putrinya berusaha tampil seperti kakaknya.

“Aku mencintai kedua anakku dan aku tekankan di sini tolong berhenti membedakan anak-anakmu dan jangan menghakimi sebelum kamu paham poinnya.”

Semoga kejadian yang dialami Nurul dan anak-anaknya ini menjadi pelajaran bagi kita semua ya.

Ibarat kanvas lukisan yang masih putih polos, demikianlah anak digambarkan. Seiring bertambah usianya, dia siap dipoles dengan aneka warna kehidupan.

Untuk itu, cara mendidik dan membesarkan anak merupakan bekal penting yang banyak menentukan masa depannya. Salah satu yang terpenting adalah belajar berbicara baik, jangan sampai ucapan ayah-ibu menyakiti hati si kecil.

Namun sayangnya, disadari atau tidak, kekerasan verbal justru kerap kali terjadi dalam lingkungan keluarga. Contoh sederhanya, tanpa sadar, kamu atau orang lain suka memanggil si sulung dengan sebutan si hitam,  ndut, atau anak bau asem.

Disadari atau tidak, ucapan itu dapat menimbulkan efek negatif pada anak. Proses labelling tersebut bisa berdasarkan karakter fisik, pribadi, maupun kebiasaannya. Padahal, sedikit banyak julukan itu, merupakan panggilan kesayangan atau memicu anak agar menjadi lebih rajin.

Apa pun alasannya, sebaiknya kamu perlu lebih berhati-hati ketika berkata. Pasalnya, tidak semua anak dapat menerimanya dengan baik, terutama bila memiliki sensitivitas tinggi.

Tak bisa dimungkiri, sebutan dan panggilan tersebut kadang sulit untuk dikendalikan. Tidak menutup kemungkinan pula ada anak yang tidak terpengaruh.

Jadi, mulai sekarang lebih hati-hati dengan lisan ya?

Shares

Powered by moviekillers.com