Mengabdi 10 Tahun Lamanya dan Dipecat, Honorer Ini Curhat di FB

Setiap pekerjaan, tentu memiliki tingkat risiko masing-masing untuk dijalani. Bukan hanya lantaran kesulitan kerjanya saja yang harus kuat untuk dihadapi. Akan tetapi, bekerja di sebuah kantor milik orang lain dan memiliki atasan orang lain juga tentu menjadi salah satu hal yang harus dipertimbangkan. Bukan soal-menyoal gaji, akan tetapi persoalan bisanya seseorang tiba-tiba saja dipecat sewaktu-waktu memang sering membuat para pekerja ketar-ketir.

Sudah banyak juga rasanya, kisah para pekerja yang sudah mengabdi selama bertahun-tahun. Akan tetapi harus mengalami pemececatan sepihak, bahkan PHK sekalipun. Tentu hal ini sungguh sangat membuat para pekerja kebingungan dan juga kesal bukan?

Sebut saja honorer yang satu ini, akibat pemecatan dirinya secara sepihak. Sang honorer ini akhirnya memutuskan untuk curhat ke Facebook dan menuangkan semua keluh kesah yang ia rasakan.

Kisah itu ia bagikan sendiri dan ia tulis sendiri di kolom Facebook pribadinya. Ya, pengabdian selama 10 tahun bekerja untuk pemerintah, rupanya tak cukup untuk membuat dirinya dipertahankan di lokasi kerjanya tersebut. Justru, ia malah dipecat setelah 10 tahun lamanya melakukan pengabdian.

Sosok Dianita Risky Hasibuan dan kedua orang rekannya ini mendadak menjadi viral di sosial media. Ketiga honorer ini harus menerima kepahitan ketika mereka mendadak dipecat secara sepihak oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Subulussalam yang selama ini menjadi tempat mereka mengabdi.

“Kami dipecat tanpa sebab,” kata Dianita, Selasa (24/7/2018).

Dianita mengaku kaget tak kepalang ketika menerima surat pemecatan mereka dari kantor yang berlokasi di samping Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Subulussalam tersebut.

Betapa tidak, selain malu dan sakit hati, mereka pun merasa dizalimi sebab alasan pemecatan karena kekurangan anggaran dinilai tidak dapat diterima.

Sebab, Dianita menyatakan tiga honorer di Bappeda Subulussalam dipecat sementara ada 14 anak baru dimasukan ke kantor tersebut.

Selain Dianita, pemecatan juga dialami Rukiah Barat. Keponakan Wakil Wali Kota Subulussalam Salmaza ini pun mengaku kaget atas pemecatan terhadap mereka.

Apalagi, surat pemecatan baru dia terima Senin (23/7/2018) padahal ternyata terbitnya dua pekan lalu.

“Kami malu, karena tiap hari tetap masuk seperti biasa padahal rupanya sudah dipecat, kami benar-benar terpukul,” ujar Rukiah.

Rukiah pun meyakini pemecatan terhadap mereka bertiga sarat politis. Sebab, lagi-lagi alasan kekurangan anggaran dianggap hanya dalih lantaran ada 14 orang anak baru masuk menjadi honorer di Bappeda Subulussalam.

“Saya yakin ini ada kaitan dengan politik, ini sangat kejam dan yang paling menyakitan pengabdian kami selama sepuluh tahun yaitu mulai Subulussalam jadi pemko tidak dianggap, padahal kami tidak pernah buat salah,” terang Rukiah.

Dianita pun mencurahkan isi hatinya di facebook hingga viral.”Allah tidak akan pernh tidur….allah maha adil…kita tinggal menunggu waktu yg indah itu akan dtng untk kita…n bagi skrg yg lagi tersenyum bahagia atas dikeluarkannya kami dari kantr BAPPEDA akan tiba juga giliran kalian merasakan hal yg sama seperti ap yg kami rasakan sakit hati ini…bahkan akan lebih sakit lagi.. “ tulis Dianita hingga direspon puluhan netizen dengan sejumlah komentar.

Kemudian diposting pula ‘Alasan krna anggaran tidak cukup untk membayar gaji kami….tapi kenapa sebanyak 14 orang itu masuk k bappeda…dimana letak keadilan itu…
Selan   Menunggu beberapa bln untuk menuju 5 tahun kepemimpinan pak bintang n pak salmaza…allah akan slalu melindungi n menjaga orang” seperti bpk…sehat slalu pemimpin idola q..

Rukiah Barat juga memposting curahtnya di akun medsos Facebook:  Jadilah Pemimpin yg ADIL jgn Hanya punya pendidikan tpi g punya MORAL sukanya berbuat ZOLIM…

Menyusul pemecatan tersebut, kini isu akan ‘dipretelinya’ para tenaga honor di Kota Sada Kata itu pun mengemuka dan hangat dibahas baik mulai dari medsos hingga warung kopi dan setiap perkumpulan masyarakat.

Masyarakat berharap agar pemerintah bijak menyikapi persoalan terkait sehingga tidak menimbulkan kegelisahan dan keresahan rakyat kota yang mekar 2 Januari 2007 tersebut.

Hal ini tentu membuat ketiganya merasa kesal, marah, dan kalut ketika mendapati harus dipecat oleh kantor yang mereka naungi selama ini. Tak menyangka bahwa alasan tersebut mampu membuat ketiganya dipecat dan dikeluarkan secara tidak adil tersebut. Bagaimana menurut kalian?

 

 

 

Shares

Powered by moviekillers.com