Masih Kelas 6 SD Statusnya Sudah Janda dan Duda?

Pernikahan dini memang semakin marak terjadi. Dengan alih-alih menyelamatkan atau menghindari pergaulan bebas. Pernikahan dini ini justru menimbulkan masalah baru yang juga membuat geleng-geleng kepala. Bagaimana tidak, jika para generasi muda yang harusnya masih mengenyam pendidikan, bermain bersama teman. Justru harus mengurus rumah tangga yang tentu tidak mudah untuk dijalankan.

Belum lagi jika setelah menikah langsung dapat momongan. Bukankah kemana-mana sang ibu harus membawa sang anak? Padahal usianya masih begitu muda untuk memiliki anak. Bayangkan saja betapa impian di masa depan harus tertahan dengan urusan rumah tangga.

Salah seorang murid ini pun membagikan postingannya seputar bahaya pernikahan dini. Sepertinya dia pun menyadari betapa rugi dan bahayanya jika melakukan pernikahan dini di usia yang masih produktif untuk belajar dan bermain bersama teman.

Akun Fabiola Stella setahun yang lalu membuat postingan terkait tentang bahaya pernikahan dini di dinding facebooknya.

Postingan bijak miliknya tersebut  mengharapkan ke depannya pernikahan dini bisa diminimalisir.

Berikut pesan yang diposting tertanggal 12 Agustus 2016 itu:

Negaramu tak butuh tambahan populasi Mahmud Abas (Mamah Muda Anak Baru Satu), muda – muda tapi :

– ditinggal suami
– gendong2 anak kemana2
– pendidikan mandeg
– ekonomi mandeg
– terjebak dalam human trafficking.
– terjebak jadi kurir narkoba.
– jadi TKI gelap.

Saat anda terpaksa menjadi pekerja seks komersial demi anak ditengah himpitan ekonomi,
mereka yg berpromosi nikah dini jugalah yg akan menuding anda sebagai perempuan sundal calon penghuni neraka.

Saat anda terjebak menjadi kurir narkoba dan menunggu hukuman mati, mereka juga yg akan menuding anda sebagai perempuan perusak generasi muda.

Saat anda terjebak menjadi TKW ilegal dan menunggu dipancung karena melawan majikan anda yang mesum.

Bukan mereka yg mempromosikan nikah dini melainkan negara-lah yg akan jungkir balik berusaha menolong anda.

Postingan itu kemudian terbagikan hingga 1.350 kali. Uniknya ada beberapa informasi seputar pernikahan dini serta efek kemudian harus ditanggung pelakunya.

Berikut informasi yang diberikan netizen:

Berlian Siahaan: Baby sitter keponakanku usia 19thn,sdh pny tunangan,cerita slh satu yg membuat dia nggak betah lm2 dikampung krn sering disinggung soal pernikahan krn bnyk sebaya dia yg sdh menikah & pny anak,sementara dia & tunangannya msh mau belajar & bekerja,mrk melakukan pd saat sdh siap semua.

Rika: di desa banyak yg nikah muda.. umur belasan nggendong anak..padahal anaknya lebih cocok jadi adiknya…

Anggrahini Puspo Dewi: Di wilayah kerja saya banyak umur 16-19 th yg nikah krn MBA. bahkan hr kamis kmaren ada pasangan muda, yg perempuan baru kls 2 SMP yg periksa k ruang KIA. Pengalaman saya semua ibu hamil yg masih muda ini anemia, Hb 8-10 gr/dl, ada yg PEB, ada yg KPD, bnyak yg partus prematurus dan hampir semuanya ga kuat nahan sakitnya kontraksi sewaktu proses persalinan, akhirnya pada saat sudah buka lengkap sdh ga kuat ngeden, lemes. Terpaksa di rujuk k RS dan berakhir dgn SC . kalo pun ada yg datang k puskesmas sdh pembukaan lengkap, perdarahan post partum juga terjadi krn anemia. Belum kalo bayinya BBLR berat badan lahir rendah < 2500 gram, asfiksia, Rujuk lg.. intinya melahirkan usia muda itu bahaya..

Tia M Meida: Di dekat tempat kerja saya minggu lalu ada anak yg baru lulus SMP, dua-duanya baru lulus. Dan mereka menikah, alasan dinikahkan karena mereka suka kabur-kaburan dari rumah. 
Dengan usia sekecil itu apa mungkin bisa paham artinya kesiapan mental? Belum lagi kalo nanti hamil, duh… 
Ada yg lebih parah lagi. Awal taun 2000an muridnya ortu saya dua-duanya kelas 6. Akhir taun pelajaran si anak cewek dibawa kabur anak cowok temen sekelasnya dari purwakarta ke rumah sodara si cowok di Indramayu. 
Setelah ketemu akhirnya mereka dinikahkan di balai desa untuk menutup aib. Dan besoknya mereka langsung cerai! 
Anak sekecil itu harus menyandang status janda dan duda.
Padahal si anak cowok berprestasi, pemegang rekor sprint olimpiade tingkat provinsi. Coba kalo sekolahnya dilanjutkan, beasiswa udah nunggu ga usah pake seleksi2 lagi.

Puji Astuti: Jadi nyengir baca ini,secara dlm sebulan ini udh ketemu ababil 13 taun yg G2A1, 16 taun di sc,17 taun hamil anak ke 2…

Annisa Karnadi: Sebenernya anak2 itu butuh pendidikan yg layak secara holistik biar siap jadi manusia dewasa yg kompeten termasuk mampu bereproduksi secara bertanggung jawab. Ngerti diri dan kebutuhannya termasuk kebutuhan biar bisa tetap berdiri kokoh di masa depan. Yaa tapi pendidikan seks disini pun masih jd hal tabu. Ditambah aneka sendi kehidupan yg lemah. Yowislah serahkan saja pd seleksi alam. Bhaayyyy…

Miris ya jika melihat potret kehidupan yang seperti itu. Semoga saja akan ada solusi untuk mengatasi hal tersebut.

Shares

Powered by moviekillers.com