Kirim WA ke Bidan Tolak Vaksin pada Anaknya, Ibu Ini di Skak Mat Bidan

Sudah hal yang wajar jika bayi atau anak di rentang usia tertentu harus mendapatkan vaksin agar bisa kebal terhadap beberapa penyakit yang dapat mengganggu kesehatan sang anak. Akan tetapi, pro dan kontra pemakaian vaksin yang beredar akhir-akhir ini memang kerap kali membuat bingung para orang tua.

Mereka seolah menjadi kebingungan sendiri, apakah harus memberikan vaksin pada anak atau tidak. Akan tetapi, ada saja cara penyampaian pro dan kontra terkait vaksin tersebut yang terkadang sampai membuat geram orang lain.

Tak terkecuali apa yang dilakukan oleh seorang ibu-ibu melalui chat WA yang tersebar luas di dunia maya ini. Dirinya mengirimkan pesan berisi ketidakinginannya untuk mmeberikan vaksin kepada anaknya jika nanti telah lahir. Beginilah tanggapan sang bidan yang dikiri pesan oleh sang ibu tersebut. Penasaran?

Seorang bidan membagikan chat obrolan WhatsApp-nya dengan salah satu ibu-ibu.

Melalui laman Twitter @apakatabidan, ia membagikan screenshot obrolannya dengan seorang ibu-ibu.

Dalam obrolan tersebut, ibu tersebut menyatakan bahwa ia menolak untuk memberikan vaksin pada anaknya.

Bu bidan, nanti kalau saya lahiran, saya gak mau anak saya divaksin yah,” tulis ibu tersebut.

Bidan itu pun tak keberatan jika itu memang keputusan sang ibu dan suaminya.

Namun, ibu-ibu tersebut justru mempertanyakan apakah sang ibudan adalah ‘sales vaksin’.

Ia menyebut vaksin tidak perlu dilakukan jika tidak dalam keadaan darurat.

Menurut saya ini (vaksi anak) bukan hal darurat,” balasnya.

Sang bidan pun menjelaskan bahwa dokter dan bidan hanya memberikan penjelasan sesuai paham yang mereka pelajari.

Sebagai ‘sentilan’ untuk ibu-ibu tersebut, sang bidan pun membahas tentang proses persalinan.

Ia menanyakan tentang keinginan ibu tersebut jika mengalami robek perinium, apakah ingin dianastesi utnuk penjahitan atau langsung dijahit.

Ibu tersebut pun menjawab, “Dijahit dong bu.

Namun sang bidan membalas dengan mengatakn jika obat anastesi untuk sebelum dijahit belum memiliki label halal.

Wanita itu pun membalas jika kasusnya berbeda dengan vaksin anak tadi.

Ia mengklaim jika proses penjahitan pasca melahirkan merupakan keadaan darurat.

Tapi kan itu termasuk darurat bu bidan,” balasnya.

Bidan tersebut pun menjelaskan jika kondisi tersebut tidak darurat dan tak akan membuat sang ibu meninggal.

Ini gak darurat ibu, artisnya kalau saya jahit perinium ibu tanpa anastesi ibu gak akan mati. Cuma ya…

Atau nggak perlu dijahit aja bu? karena juga gak darurat,” balas sang bidan.

Seketika chat obrolan bidan dengan pasiennya ini menjadi viral di media sosial Twitter.

Hingga artikel ini ditulis, kicauan tersebut sudah mendapat lebih dari 15 ribu retweets dan lebih dari 400 komentar netizen.

Entah, apa yang membuat sang ibu ini tampak ketakutan pada vaksin tersebut. Bahkan, banyak yang menilai bahwa sang ibu tersebut mengada-ngada dan bersikap berlebihan. Hingga mengatai sang bidan seperti itu, yang seharusnya memang tidak boleh untuk dilakukan.

Berikut sejumlah vaksin yang dibutuhkan untuk bayi

Vaksin Hepatitis B
Waktu yang paling baik untuk memberikan vaksin ini yaitu setelah bayi lahir dengan terlebih dahulu memberi vitamin K, gunanya untuk mencegah terjadinya pendarahan akibat defisiensi vitamin K. Pemberian vaksin hepatitis B bisa kembali dilakukan saat si bayi berusia satu bulan dan dikisaran usia 3-6 bulan. Biasanya efek samping yang akan dirasakan oleh si bayi adalah demam dan rasa lelah.

Vaksin BCG
Gunanya vaksin BCG untuk bayi adalah mencegah terserang penyakit tuberculosis atau yang dikenal dengan nama TBC. Pemberian vaksin BCG hanya satu kali, ketika anak baru dilahirkan sampai ia berusia dua bulan. Efek samping yang dapat ditimbulkan dari vaksin ini adalah timbulnya benjolan bekas suntuk di kulit.

Vaksin Polio
Vaksin polio oral (OPV-0) biasanya diberikan saat bayi baru lahir dan saat bayi berusia dua, empat, serta enam bulan dan bisa diberikan lagi saat anak berusia satu setengah tahun dan terakhir di usia lima  tahun. Vaksin polio bisa diberikan dalam bentuk OPV melalui mulut atau IPV yang diberikan dengan cara disuntikkan dalam otot. Efek samping dari vaksin ini yang biasanya terjadi adalah demam dan kehilangan nafsu makan.

Vaksin DTP
Vaksin DTP adalah jenis vaksin gabungan dengan kegunaan untuk mencegah penyakit difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk rejan. Vaksin DTP diberikan dengan ketentuan sebanyak lima kali yaitu pada usia dua bulan, empat bulan, enam bulan, satu setengah tahun, dan lima tahun. Efek samping yang sering muncul adalah demam, rasa nyeri, dan mual.

Vaksin Campak
Biasanya vaksin campak diberikan sebanyak tiga kali yaitu usia Sembilan bulan, dua tahun, dan enam tahun.

Nah kembali lagi, mengenai pro dan kontra soal vaksin pada anak. Maka, itu harus diputuskan dan dipikirkan baik-baik bukan?

Shares

Powered by moviekillers.com