SENYUM.com

Kasihan, Orang Gila Jadi Korban Berita Hoax

https://thetanjungpuratimes.com/file/2016/09/020674100_1437993579-PIC-4.jpg

Belakangan ini publik memang sedang dikhawatirkan dengan adanya berita penculikan anak di beberapa daerah di Indonesia. Para orangtua pun menjadi was-was dan cemas menanggapi berita tersebut. Karena adanya berita penculikan anak itu pun orang-orang menjadi lebih waspada dan merasa curiga kepada setiap orang yang bersikap aneh.

Bahkan, saking khawatirnya dengan berita yang santer beredar tersebut. Baru-baru ini beredar kabar tentang dugaan penculik anak yang berkeliaran di daerah Jawa Barat.

Parahnya, seorang pengidap gangguan kejiwaan atau yang lebih dikenal dengan sebutan orang gila, kerap kali menjadi korban penganiayaan akibat maraknya isu penculikan anak yang tersebar dan diberitakan melalui sosial media. Orang gila tersebut dihajar lantaran dikira merupakan salah seorang penculik anak yang menyamar sebagai orang gila.

Selain dihajar dan dianiaya secara main hakim sendiri tanpa berpikir panjang. Orang yang dikira sebagai penculik ini, bahkan sampai kehilangan nyawa karena tidak mampu menahan siksaan yang diberikan oleh massa. Lantas jika sudah begini, siapakah yang bertanggung jawab dengan hal tersebut?

Berdasarkan berita-berita yang tersebar luas di jejaring sosial, kabar tentang pengidap gangguan kejiwaan merupakan salah satu modus penyamaran pelaku penculikan anak yang mulai merebak di daerah Jawa Barat pada 8 Maret 2017 yang silam. Pesan tersebut merebak melalui selebaran, lengkap dengan logo Polda Jawa Barat dan Binmas Polda Jabar, yang kemudian diunggah dan menjadi bahan perbincangan di dunia maya.

Namun berita yang menyebar ditepis langsung oleh pihak Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus. Yusri menegaskan kabar yang beredar tersebur merupakan kabar palsu atau hoax. Kepolisian pun juga meminta warga masyarakat untuk tidak resah dan gampang curiga dengan selebaran yang belum pasti kebenarannya.

Tidak hanya di daerah Jawa Barat saja tentunya yang terkena dampak pemberitaan tersebut. Kabar terkait penculikan anak tersebut jusru juga semakin menyebar ke luar daerah Jawa Barat. Ada juga pemberitaan yang menyebutkan bahwa si tukang culik anak berpura-pura sebagai orang gila dan membawa dua kantong plastik, serta sudah mendatangi tempat mengaji anak-anak di Wilayah Kecamatan Krian, Sidoarjo, jawa Timur.

Wakasat Reskrim Polresta Sidoarjo, justru menanggapi pemberitaan tersebut adalah pemberitaan yang tidak benar. Karena sejauh ini belum ada laporan mengenai kabar penculikan, seperti yang banyak diperbincangkan di mana-mana.

Meski kabar hoax tersebut sudah dibantah langsung oleh para pihak kepolisian daerah masing-masing. Masyarakat tetap saja masih sangat resah dan gelisah dengan kabar yang sudah terlanjur beredar di sosial media dan juga selebaran-selebaran di jalan. Para orangtua dan warga juga menjadi sangat protektif ketika mendapati orang asing mendekati anak-anak, baik di sekolah maupun di tempat umum.

Meski sudah pernah ada kejadian yang berakibat dengan hilangnya nyawa seorang pengidap gangguan kejiwaan yang tewas karena amukan massa. Baru-baru ini, seorang wanita nyaris menjadi bulan-bulanan warga setempat di Tanah Tinggi, Benteng, Kota Tangerang, Banten, pada Minggu, 19 Maret 2017. Wanita yang belakangan diketahui bernama Ira asal Serang, Banten, ini kemudian dikerumuni warga karena dikira hendak menculik anak. Karena musim hoax, orang lihat dia dikira akan menculik anak-anak, kemudian diamankan oleh pak RT dan segera menghubungi pihak kepolisian.

Beruntung, Ira tidak dianiaya warga, seperti kasus penganiayaan yang dialami sejumlah orang gila di beberapa daerah, seperti Depok, Banten, Cirebon, Cilegon, Banjarnegara, Madura, dan Surabaya. Bahkan aksi main hakim sendiri terhadap orang gila ini telah memakan korban jiwa.

Seperti yang terjadi di Cilegon. Seorang pria yang berpakaian compang-camping dan tengah berjalan di Kracak, Ciwandan, tiba-tiba dihakimi massa setelah maraknya berita hoax tentang penculikan anak. Peristiwa yang dialami pria itu terjadi pada Sabtu, 18 Maret 2017, sekitar pukul 21.30 WIB. Pria nahas itu dihajar hingga meninggal dunia.

Polisi menduga pria itu gelandangan atau orang gila. Karena, ditemukan barang bukti di dalam tasnya itu terdapat korek, dan ikat kepala, serta topi rimba, topi caping.

Hingga kini penyebar kabar hoax tersebut belum diketahui. Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan pihaknya akan mengusut penyebar pesan berantai yang mengatakan ada modus baru penculikan anak, yaitu berpura-pura menjadi orang gila.

Intinya tetaplah bijak dalam menanggapi semua berita yang belum jelas kebenarannya. Jangan sampai orang yang tidak bersalah malah menjadi korban.