SENYUM.com

Gadis di Bawah Umur Nikahi Pria 44 Tahun, Pengakuannya “Saya Merasa Bahagia”

Rasanya semakin hari, semakin banyak saja pernikahan dini di kalangan masyarakat. Bahkan, tak hanya stau atau dua orang saja yang melakukannya. Bahkan, lebih dari itu dan terus bertambah setiap waktunya.

Setelah heboh beberapa waktu lalu bocah SD menikahi seorang siswi SMA beredar di kalangan masyarakat. Rupanya, kini ada lagi pernikahan dini yang terjadi antara gadis berusia 15 tahun dengan seorang pria yang usianya jauh lebih tua daripadanya, yaitu 44 tahun. Namun, entah ini bukti cinta tak memandang usia atau bagaimana. Sang gadis ini justru mengaku bahwa dirinya merasa sangat bahagia setelah pernikahannya. Bagaimana kronologis pernikahan ini ya?

Che Rahim Che Deraman mengaku ia dan sang istri rela putrinya dinikahi pria berusia 44 tahun.

Padahal putri Che Rahim masih berusia 15 tahun.

Pria berusia 60 tahun ini mengatakan ia tak ingin melihat si putri bungsu memiliki kehidupan yang menyedihkan selamanya.

“Selama putri kami merasa bahagia, kami juga bahagia,” ujar Che Rahim pada Selasa (18/9/2018) kemarin.

Che Rahim menegaskan pernikahan putrinya dan pria 44 tahun telah resmi dilaksanakan pada Juli 2018 lalu di Tumpat, Kelantan, Malaysia.

Keduanya resmi menikah setelah mendapat persetujuan dari Pengadilan Syariah, karena pengantin pria harus meminta izin untuk melakukan poligami.

Che Rahim yang memiliki 13 anak mengatakan semua anak-anaknya kini sudah menikah.

“Bagi kami, mencukupi kebutuhan sehari-hari sangatlah sulit,” kata Che Rahim.

“Kami harus membesarkan 13 anak dengan penghasilan yang tak seberapa dari berjualan di toko. Aku hampir tak bisa mendapatkan RM300 (Rp 1 juta) sebulan,” tambahnya.

Meski begitu, pria 60 tahun ini mengaku lega setelah semua anak-anaknya resmi menikah.

Apalagi putri bungsunya yang masih berusia 15 tahun.

“Putri bungsuku menikah dengan bahagia meski ia masih di bawah umur,” ucap Che Rahim.

Putri Che Rahim setuju menikahi pria yang jauh lebih tua darinya setelah mereka berkenalan selama beberapa bulan.

Bahkan ia langsung mengiyakan tawaran pernikahan tanpa berpikir dua kali.

“Orang bisa mengatakan apa saja, tapi aku tidak peduli omongan mereka,” kata putri Che Rahim yang tak diungkap namanya ini.

“Aku merasa bahagia dan aku akan mencoba membuat suamiku senang. Itu yang terpenting bagiku,” lanjutnya.

Ia mengatakan banyak orang hanya bisa mengkritik orang lain.

“Kami tidak bisa terus memikirkan omongan orang lain,” ujarnya.

Sebelumnya, kasus serupa juga terjadi di Gua Musang, Kelantan, Malaysia pada Juni 2018 lalu.

Pria 41 tahun resmi menikahi gadis yang berusia 30 tahun lebih muda darinya.

Padahal ia sudah memiliki dua istri dan enam anak.

Yang membuat publik terkejut adalah satu di antara anaknya adalah teman dari si gadis yang akan ia nikahi.

Pernikahan keduanya terungkap setelah istri kedua dari si pria mengunggah foto mereka di Facebook.

Selamat pengantin baru. Suamiku 41 tahun, maduku 11 tahun,” tulis istri kedua.

Namun, segera setelah menjadi viral dan mendapat banyak komentar, unggahan tersebut dihapusnya.

Sampai detik inipun, persoalan pernikahan dini memang masih menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Terlebih, banyak anak yang kemudian harus putus sekolah usai menikah di usia yang sangat muda. Jadi, apa saja sih bahaya pernikahan dini tersebut?

Neoritis Depresi

Depresi dalam tingkatan berat atau neoritis depresi karena pernikahan dini bisa terjadi di kondisi kepribadian yang berbeda. Untuk kepribadian introvert atau tertutup, maka membuat orang tersebut lebih menarik diri dari pergaulan, lebih pendiam, tidak ingin bergaul bahkan sampai menjadi orang schizoprenia atau dikenal juga dengan gila.

Timbul Konflik Berujung Perceraian

Dunia remaja yang sebenarnya masih disibukkan dengan menata hidup dan diri sebenarnya membuat seorang remaja tidak siap untuk sebuah perubahan dalam pernikahan dini.

Dilihat dari segi positif, ia akan mencoba dan berusaha untuk bisa bertanggung jawab dari perbuatannya, namun kestabilan emosi yang baru bisa dibentuk pada usia 24 tahun dimana seseorang sudah dikatakan dewasa menyebabkan seorang remaja yang melakukan pernikahan dini masih terbilang labil untuk mengendalikan emosi sehingga permasalahan tidak bisa diselesaikan dengan baik dan berujung pada perceraian.

Pendidikan Terhambat

Seperti yang kita ketahui jika seseorang melakukan pernikahan dalam usia muda, maka tentu akan berdampak pada urusan pendidikan. Sebagai contoh, jika seorang remaja berkeinginan untuk melanjutkan sekolah atau pendidikan yang lebih tinggi, maka tidak bisa tercapai karena motivasi belajar yang dimiliki mulai menurun karena sudah terlalu banyak tugas yang harus dilakukan semenjak menjalani pernikahan sehingga proses pendidikan dan pembelajaran akan mengalami hambatan.

Banyak Anak Terlantar

Pasangan yang menikah dalam usia terlalu muda seringkali juga akan melahirkan banyak anak sebab tidak menjalani keluarga berencana dan tidak memahami dengan baik tentang berbagai alat kontrasepsi. Ini mengakibatkan banyak anak yang tidak tercukupi kebutuhannya dan ditelantarkan oleh orang tua atau bahkan sampai diberikan pada orang lain.

Hal yang semakin ironis terjadi adalah orang tua tidak mengerti apa akibat dari perbuatan yang sudah mereka lakukan namun tetap saja melahirkan anak kembali meski sudah mengetahui jika kebutuhan anak tidak mungkin tercukupi.

Dampak tersebut hanyalah beberapa dari kemungkinan buruk adanya pernikahann dini, maka masih inginkah untuk menikah di usia yang masih terlalu dini?