Foto Bareng Polisi Dengan Mayat Bikin Heboh
Tim Khusus Anti Bandit (Tekab) 308 Polresta Bandar Lampung menembak lima terduga pelaku begal. Kelimanya pun diketahui meninggal dalam aksi penembakan yang dilakukan oleh polisi tersebut. Kelima pelaku yang diduga begal berhasil ditembak dengan menggunakan timah panas, meski sebelumnya kelima pelaku sempat melakukan perlawanan saat ingin ditangkap oleh polisi.
Kapolresta Bandar Lampung Komisaris Polisi Murbani Pitono dalam ekspose di RS Bhayangkara mengatakan, kelima pelaku itu hendak ditangkap pukul 03.00 WIB di Panjang.
Aksi para polisi yang berhasil membekuk kelima pelaku begal tersebut memang memberikan banyak perhatian dan juga pujian oleh para warga masyarakat. Namun ada satu hal yang begitu disayangkan oleh para masyarakat lantaran beredarnya foto yang menampilkan beberapa polisi yang berfoto di belakang jenazah para pelaku begal tersebut.
Karena beredarnya foto tersebut, Tim Mabes Polri melakukan pemeriksaan di Lampung beberapa hari yang lalu. Kabid Humas Polda Lampung Kombes Sulistyaningsih membenarkan kedatangan tim pengamanan internal (paminal) Polri yang datang ke Lampung.
Pemeriksaan dipimpin oleh Karo Paminal Mabes Polri Brigjen Baharudin Jafar. Pemeriksaan tersebut dilakukan karena konten foto yang disebar melanggar kode etik profesi.
Lima begal tersebut, berusia sekitar 17 dan 20 tahun. Mereka adalah residivis dan DPO yang beroperasi lebih dari 30 titik di wilayah hukum Bandar Lampung. Kelima pelaku berinisial SF, JN, RK, IN dan HM juga dilumpuhkan.
Sebelumnya, di media sosial beredar foto sejumlah polisi berpakaian sipil yang sedang berpose di depan lima jenazah terduga begal.
Kala itu, para pelaku begal tersebut sudah dikepung oleh para polisi. Pengepungan tersebut dilakukan saat para begal tersebut mulai beraksi. Pada awalnya sempat terjadi baku tembak antara begal dengan kelompok begal tersebut.
Para pelaku begal tersebut akhirnya tertembak dan meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit Polri di Lampung. Setibanya di rumah sakit Polri, kelimanya dibawa ke Unit Gawat Darurat untuk dipastikan kematiannya.
Setelah itu, jenazah mereka dibawa ke kamar jenazah. Namun, kamar jenazah itu belum dibuka pada pukul 03.00 WIB. Kelima mayat itu kemudian ditaruh di taman di depan kamar jenazah agar mudah dipindahkan begitu kamar jenazah dibuka.
Sebenarnya jika menurut penjelasan yang telah diberikan oleh pihak kepolisian, tentu penjejeran para jenazah tersebut, tidak dimaksudkan untuk pengambilan foto. Tetapi justru agar memudahkan proses pemindahan ke dalam kamar jenazah.
Namun, tanpa disangka-sangka entah siapa yang memulai aksi tersebut. Ada yang dengan sengaja mengambil foto secara spontan di sana. Kemudian, polisi lainnya dengan spontan ikut berpose dalam foto tersebut. Entah siapa yang kemudian mengunggah foto tersebut ke sosial media dan menyebabkan foto tersebut menjadi viral.
Tim juga tengah melacak awal mula tersebarnya foto tersebut ke media sosial, dan Polda Lampung akan melakukan evaluasi agar saat pengambilan foto tidak berpose secara berlebihan.
Pemeriksaan internal oleh Divisi Profesi dan Pengamanan Polri dilakukan karena berpose seperti itu dianggap tidak patut dan tidak memiliki jiwa manusiawi sama sekali. Polri meminta maaf jika gambar tersebut tak berkenan di mata masyarakat. Ia memastikan personel yang berfoto bersama itu akan dikenakan tindakan tegas dan terukur.
Foto tersebut mendapat tanggapan dari netizen ada yang mendukung upaya polisi dalam memberantas begal ada pula yang menyoroti tindakan tersebut tidak manusiawi.
Sehari setelah foto tersebut ramai diperbincangkan di Facebook. foto yang beredar itu sudah tidak dapat lagi ditemukan di laman akun sosial netizen. Diduga foto tersebut memang diminta untuk dihapus agar tidak semakin memperkeruh suasana.
Beberapa pihak menduga bahwa aksi foto bersama para jenazah begal tersebut, dilakukan hanya sebagai rasa ungkapan bangga karena telah berhasil meringkus pelaku begal tersebut, meski mungkin cara yang dilakukan tidak sepantasnya dilakukan.
Mungkin hal ini bisa dijadikan pelajaran bagi kita semua agar semakin bisa menghargai dan meningkatkan rasa empati kepada setiap manusia. Meskipun manusia tersebut merupakan penjahat sekalipun, rasanya tidak pantas jika kita memperlakukan mereka secara tidak manusiawi. Ssemoga lain kali hal ini tidak akan terjadi kembali.
