Dicibir Lantaran Panjat Puncak Candi Borobudur untuk Selfie
Selfie memang menjadi hal yang disukai hampir oleh seluruh orang di dunia. Trend selfie pun kian menjamur di kalangan masyarakat Indonesia. Namun, trend selfie ini seharusnya tidak dilakukan secara sembarangan, karena bisa menimbulkan akibat yang fatal, bahkan hingga kehilangan nyawa.
Sudah banyak berita yang menyebutkan beberapa orang yang terpaksa harus kehilangan nyawanya, lantaran melakukan selfie di tempat-tempat berbahaya.
Meski kadang sudah ada larangan yang mengatur bahwa pengunjung dilarang untuk terlalu dekat dengan lokasi berfoto tersebut, namun rasanya peringatan tersebut masih seringkali diindahkan oleh wisatwan. Hal inilah yang sampai saat ini masih sulit untuk diatasi.
Salah seorang wisatawan yang kedapatan melakukan hal serupa inipun akhirnya harus menelan banyak kecaman lantaran aksinya yang dianggap aneh dan tidak sopan.
Warganet (netizen) mengecam ulah seorang pengunjung Candi Borobudur yang tertangkap kamera sedang asik swafoto sembari memanjat dinding langkan candi. Foto tersebut langsung viral dengan menyebar di berbagai media sosial sejak Senin (7/8/2017) siang.
Foto itu pertama kali diunggah oleh akun Facebook bernama Ardia Arga Pramoedya di sebuah grup komunitas Info Cegatan Jogja (ICJ), sekitar pukul 12.00 WIB.
Akun Ardia mengunggah sebanyak 3 foto, seluruhnya dengan jelas memperlihatkan seorang pria berkacamata hitam, kemeja, celana jeans robek, berdiri di langkan sambil memegang monopod dan kamera.
Tidak butuh waktu lama, postingan Ardia direspons oleh hampir 900 netizen dan dibagi ratusan kali. Sebagian besar menhujat ulah pengunjung tersebut.
“Merusak pemandangan!” tulis akun Ariss Ichsanudin.
“Gak menghormati tempat ibadah,” timpal akun Jay Adja.
“Pengelola mohon ditindak, mungkin yang bersangkutan bisa ‘magang’ seminggu bersihin candi,” imbuh akun Riza Fadholi.
Dalam kolom komentar, Ardia sempat membalas beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh para netizen. Menurut dia pengunjung itu sudah diingatkan oleh pengunjung lainnya tetapi dia keukeuh berfoto di atas langkan candi.
“Sudah diingatkan banyak orang, bahkan wisatawan mancanegara juga, tapi tetap tidak mau turun,” tulisnya menggunakan bahasa Jawa halus.
Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB), Marsis Sutopo, saat dikonfirmasi mengaku sudah menerima laporan tentang kejadian tersebut. Dia menyatakan, perilaku pengunjung itu tidak dipatut dicontoh karena jelas merupakan pelanggaran.
Marsis menyebut, sudah melakukan berbagai upaya agar pengunjung tertib saat berada di candi Buddha terbesar di dunia itu. Candi Borobudur bukan hanya lokasi wisata tapi juga cagar budaya sekaligus tempat ibadah yang harus dihormati.
Beberapa aturan telah diterapkan, seperti tidak boleh duduk di stupa, memanjat dinding, menginjak stupa dan sebagainya. Papan peringatan juga sudah dipasang di banyak titik, ditambah petugas yang rutin beroperasi.
“Tapi masih banyak pengunjung yang mengabaikan dan mencuri-curi kesempatan untuk melanggar peringatan itu. Kami terus memikirkan, bagaimana cara antisipasi yang paling efektif, supaya tidak terjadi pelanggaran-pelanggaram ketertiban,” katanya.
Marsis tidak menampik ada beberapa faktor yang menjadi kendala pengaturan para pengunjung saat berada di atas Candi Borobudur. Salah satunya, jumlah petugas yang tidak sebanding dengan banyaknya pengunjung. Minimnya pengawasan menjadi peluang pengunjung untuk melakukan pelanggaran.
“Jumlahnya tidak sebanding dengan banyaknya pengunjung dan luas wilayah yang harus diawasi. Kami akan lakukan pembenahan dan mungkin salah satu alternatif solusinya dengan menambah petugas,” ucap dia.
Jadi, bagi kalian yang akan mengunjungi tempat wisata. Jangan sekali-sekali melanggar peraturan yang sudah ditetapkan, karena selain membahayakan, hal tersebut juga sangat tidak pantas untuk dilakukan mengingat bahwa candi tersebut merupakan tempat peribadatan juga.
Bagai kalian yang sangat menyukai trend selfie kalian harus paham bahaya dibalik trend selfie tersebut.
Body Dysmorphic Disorder
Nama lainnya adalah gangguan dismorfik tubuh, yaitu jenis gangguan psikologis dimana penderita cenderung berlebihan dalam memerhatikan kelemahan pada fisik mereka. Mereka akan mengeluhkan hidung yang kurang mancung, mata yang kurang lebar, atau bahkan hal-hal kecil lain seperti adanya tahi lalat. Tidak jarang penderita gangguan dismorfik tubuh ini rela melakukan operasi plastik demi mencapai kesempurnaan fisik yang diinginkan.
Kepribadian Narsis
Psychology Today mengatakan bahwa orang yang hobi selfie kebanyakan haus perhatian dan cenderung ingin menjadi pusat perhatian di lingkungannya. Mereka bisa foto dimana saja dan dalam kondisi apapun, terkadang bahkan bisa membahayakan keselamatan diri sendiri. Kepribadian narsis ini membuat mereka haus akan pujian dari orang lain.
Krisis Kepercayaan Diri
Terlalu sering selfie ternyata justru menunjukkan kalau kamu memiliki krisis kepercayaan diri. Hal itu bisa dilihat dari keinginan untuk selalu diperhatikan oleh orang lain melalui postingan foto selfie di media sosial. Sayangnya, rasa nggak percaya diri inilah yang justru bisa membuatmu depresi waktu ada foto orang lain yang lebih mendapatkan perhatian dari lingkungan sekitarmu.
Nah, maka dari itu segala yang berlebihan dikatakan akan menimbulkan dampak yang tidak baik. Mulai sekarang kurangi hal-hal berlebihan dalam hidup kamu, agar tidak sampai menimbulkan dampak buruk bagi diri kamu.
