Burung Merpati Jadi Kurir Narkoba
Burung merpati dulunya memang digunakan oleh orang-orang di zaman dahulu sebagai sarana untuk berkomunikasi. Burung merpati yang digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi lintas jarak, seringkali disebut dengan merpati pos.
Merpati pos adalah burung merpati yang telah dilatih untuk mengantarkan surat atau pesan. Merpati merupakan salah satu jenis burung yang cukup pintar, memiliki daya ingat yang kuat, kemampuan navigasi, dan memiliki naluri alamiah yang dapat kembali ke sarang meskipun sudah pergi dengan jarak yang jauh dan waktu yang lama, sehingga surat yang disampaikan pasti sampai di tujuan atau sangat kecil kemungkinan surat tersebut nyasar.
Merpati pos diberi makanan khusus berupa campuran kalium karbonat dan minyak ikan. Campuran tersebut berguna sebagai vitamin yang dapat membuat merpati menjadi kuat dan lebih mudah dilatih. Di Indonesia, rata-rata merpati pos adalah hasil perkawinan silang antara ras Yansson dan Delbar dari Belgia dengan ras unggulan lainnya.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, sarana komunikasi dengan menggunakan burung merpati sudah tidak digunakan lagi. Hal ini disebabkan karena alat komunikasi yang sudah sangat canggih, apalagi sudah ditambah dengan jaringan internet yang terbilang cukup kuat.
Setelah sekian lama burung merpati ini tidak digunakan untuk sebuah kepentingan manusia, baru-baru ini Si Merpati ini mulai digunakan kembali sebagai sarana untuk mengirimkan sesuatu, tetapi bukan seputar surat-menyurat, melainkan hal yang lebih besar lho. Kira-kira hal besar seperti apa ya?
Ternyata di zaman modern seperti ini, merpati sudah tidak lagi berperan sebagai pengirim surat kecil. Perannya kini sudah digantikan untuk mengirimkan barang-barang haram dan dilarang oleh negara manapun.
Namun siapa sangka di zaman modern seperti ini, kemampuan luar biasa dari merpati itu justru dimanfaatkan untuk kejahatan oleh orang tak bertanggungjawab. Pasalnya seekor merpati ditemukan terbang menuju Kuwait dengan membawa kantong berisi dengan ratusan pil obat-obatan terlarang.
Baru-baru ini santer beredar kabar, bahwa pihak yang berwenang di Kuwait menangkap seekor burung merpati yang mencoba menyelundupkan 178 pil ekstasi dari Irak. Aksinya pun diketahui oleh pihak yang berwenang dan segera mendapatkan penanganan.
Burung merpati tersebut kedapatan membawa 178 butir narkoba di dalam kantong yang dibuat menyerupai tas punggung tersebut. Menurut laporan surat kabar lokal Kuwait, Al-Rai, burung merpati itu dipercaya terbang dari arah Irak. Pihak berwenang setempat mengaku sebelumnya telah mendengar bahwa merpati telah digunakan untuk penyelundupan narkoba.

http://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/merpati_20170528_224632.jpg
Namun, penangkapan terhadap burung ini merupakan penangkapan untuk pertama kalinya. Sebelumnya, pada 2015 seekor merpati juga tertangkap membawa kokain di Costa Rica dan pada 2011, Kepolisian Kolombia menemukan seekor burung yang kesulitan terbang. Ternyata burung tersebut sulit terbang karena kelebihan beban saat membawa paket kokain dan mariyuana.
Burung merpati yang dulunya digunakan sebagai sarana surat-menyurat yang biasa dilakukan oleh sepasang kekasih yang dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh pun, sekarang burung merpati yang indah dan pintar itu malah dimanfaatkan oleh para oknum yang tidak bertanggungjawab untuk menyimpan atau menyelundupkan salah satu jenis narkotika, yaitu pil ekstasi.
Bahkan, penyelundupan tersebut melintasi perbatasan internasional, yaitu dari Irak menuju Kuwait. Gembong narkotika merpati ini berhasil dilacak oleh otoritas Kuwait setelah seekor merpati terbang tepat di atas bangunan bea cukai di Kuwait dan berhasil ditangkap.
Hal yang lebih membuat heran dan mencengangkan adalah burung merpati memang baru-baru ini semakin sering dipergunakan untuk menyelundupkan obat-obatan terlarang, seperti kokain dan juga ekstasi hingga melintasi daerah perbatasan.
Jadi, alasan apa yang membuat burung merpati dipilih untuk menyelundupkan barang tersebut? Mengapa burung merpati dan bukan jenis burung lainnya? Karena burung merpati dikenal memiliki kemampuan terbang hingga sejauh 150 km tanpa beristirahat. Bahkan, burung merpati mampu membawa beban sekitar 10 persen dari berat badan mereka.
Wah, semakin aneh-aneh saja ya ide-ide para oknum tidak bertanggungjawab tersebut dengan menghalalkan segala macam cara untuk tercapainya keuntungan bagi dirinya sendiri. Padahal tentu hal ini sudah jelas-jelas dilarang dan juga sudah dibuat peraturannya.
Semoga saja hal tersebut dapat dihentikan dan tidak semakin merajalela, agar peredaran obat-obatan terlarang tersebut tidak semakin menyebar dan membuat banyak orang dengan mudah mendapatkan obat-obatan terlarang tersebut.
