SENYUM.com

Buaya Antar Jenazah Ke Tepian Sungai

https://pojoksatu.id/wp-content/uploads/2017/07/Buaya-antar-mayat-ke-pinggir-sungai.jpg

Buaya memang merupakan hewan predator pemakan daging. Bahkan, hewan yang satu ini juga tidak akan segan untuk memakan manusia hidup-hidup. Karena hewan ini termasuk hewan yang cukup berbahaya, maka hewan ini memang seolah tidak dapat hidup berdampingan dengan manusia.

Habitat hidup buaya biasanya berada di perairan dangkal, rawa-rawa, sungai, maupun danau. Namun sesekali, hewan ini bisa menghabiskan waktu di daratan sebelum kembali lagi ke habitat aslinya, yaitu air.

Di beberapa daerah di Indonesia yang masih memiliki sungai, rawa, maupun danau alami. Buaya seringkali diketemukan di perairan tersebut. Tak jarang hal tersebut membuat resah para warga yang tinggal di dekat perairan tempat hidup buaya, karena cemas jika sewaktu-waktu hewan predator tersebut naik ke daratan dan memangsa manusia, seperti yang dialami oleh salah satu korban yang kedapatan meninggal terkena serangan buaya ini.

Syarifuddin (41),  diketahui di waktu sore menjelang maghrib seperti biasanya melakukan rutinitas mandi di Sungai Lempake. Sore itu, Syarifuddin tak sendiri, karena beberapa rekannya turut menemani Syarifuddin untuk ke sungai.

Tanpa disangka-sangka seekor buaya muara berukuran besar sekitar kurang lebih 2 meter dengan sigapnya menerkam Syarifuddin. Korban pun diseret masuk ke dalam air hingga tidak bernyawa lagi.

Setelah diterkam, korban langsung diseret ke dasar sungai. Melihat kondisi tersebut, rekan korban yang juga berada di lokasi kejadian merasa tidak bisa menolong dan langsung melaporkan peristiwa tersebut kepada masyarakat sekitar, dan ke Polsek Talisayan, melalui Polpos Biatan.

Sesaat setelah kejadian, langsung dilakukan pencarian di sekitar lokasi kejadian tersebut. Namun sia-sia pencarian jasad korban pada Selasa malam itu. Hingga akhirnya pada Rabu (19/7/2017) pagi tadi warga memanggil seorang pawang buaya.

Setelah si pawang melakukan ritual pemanggilan, anehnya jasad korban muncul.

“Ini juga saya aneh, ada tiga buaya muncul dari dalam sungai, seperti mengawal jasad korban. Jadi jasad korban seperti diantarkan,” beber Faisal.

Setelah jasad korban “diantarkan” diantarkan oleh ketiga buaya itu, warga berteriak-teriak. Tak lama kemudian buaya tersebut nampak melepas tubuh korban dan kembali masuk ke dalam sungai.

“Itu buaya muara memang ada di situ. Dan warga juga biasa mandi di situ, jadi lagi sial saja diterkam buaya. Korban Syarifuddin ini bagian rusuk kanannya terkoyak,” beber Faisal.

Setelah jasad korban muncul ke permukaan, lalu jasad Syarifuddin ditarik warga ke pinggir sungai dan dibawa ke rumahnya. Kemudian dilakukan pemakaman.

Warga Biatan sempat mengabadikan peristiwa aneh tersebut melalui video dan di-share di media sosial, yang jadi viral.

Bahkan Faisal juga memberitahu jika video yang beredar luas itu sudah ramai diperbincangkan banyak orang.

Saat ditemukan oleh warga, mayat korban tengah diseret buaya. Menurut Iptu Faisal, korban ditemukan saat warga bersama aparat kepolisian menyisir sekitar sungai.

Dalam tayangan video, warga meneriaki buaya agar melepas jenazah korban. Seolah paham dengan teriakan warga, buaya langsung melepas jenazah di tepi sungai.

Untuk mencegah korban lainnya, warga setempat berupaya memburu buaya yang menerkam Syarifuddin. Namun hingga saat ini, buaya tersebut belum ditemukan.

Mayoritas netizen yang melihat video itu menganggap peristiwa aneh, ada unsur mistis di dalamnya. Masyarakat setempat juga beranggapan demikian.

Menurut Jamil, warga Biatan Lempake, sungai di kampungnya sangat jarang terlihat buaya, apalagi ukuran besar seperti yang muncul dalam video.

Selama puluhan tahun tinggal di kampung Biatan, baru kali ini melihat peristiwa ganjil seperti itu.

“Korbannya (Syarifuddin) hilang sejak kemarin (Selasa 18/7), kabarnya diterkam buaya. Yang aneh, buayanya muncul Rabu (19/7) dan mayatnya masih utuh. Kalau digigit buaya sebesar itu, harusnya sudah habis badannya (korban),” ujarnya.

Hal yang lebih aneh lagi, saat ditemukan warga, buaya itu terlihat berupaya “mengantarkan” jenazah korban, daripada memangsanya.

“Dia (buaya) bergerak melawan arus, diteriaki warga supaya melepaskan mayat, malah diminta supaya diantarkan ke pinggir sungai dan buayanya nurut,” bebernya.

Eet, warga Berau lainnya mengisahkan kisah yang sedikit horor. Ditemui Tribun di Jalan Iswahyudi, Tanjung Redeb,antara legenda dan mitos, Eet menceritakan pantangan yang dilakukan warga sekitar Biatan Lempake. Konon, warga bisa mandi di sungai tanpa perlu khawatir disergap buaya, syaratnya tidak boleh mandi telanjang.

“Kalau mandi telanjang, pasti dimakan buaya. Kalau pakai baju tidak mungkin disergap buaya,” kata Eet menceritakannya dengan yakin. Memang dalam video tersebut, korban terlihat telanjang bulat.

Mungkin sebagai masyarakat kita harus lebih berhati-hati lagi ketika sedang berada di alam liar. Agar kejadian seperti ini tidak menimpa kita.